1. Melalui Pendidikan Formal :
Menyediakan akses Pendidikan yang formal dan memadai bagi anak-anak laki-laki maupun perempuan sehingga mereka dapat menyelesaikan pendidikannya sebelum menikah.
2. Sosialisasi Pendidikan Seks :
Pentingnya sosialisasi pendidikan seks agar bisa memberikan pemahaman yang mendalam terkait kesehatan reproduksi dan dampak dari pernikahan dini.
3. Peran Orang Tua :
Pendidikan dan pemberdayaan pada remaja sangatlah penting untuk menghindari terjadinya pernikahan dini. Selain pemerintah dan tenaga Kesehatan, peran orang tua terutama ibu sangatlah penting dalam hal ini, terutama dalam menyampaikan hal-hal mendasar tentang norma dan nilai.
Salahsatu inovasi yang dikeluarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam pencegahan pernikahan dini adalah penggunaan aplikasi Elsimil. Aplikasi tersebut merupakan singkatan dari Elektronik Siap Menikah dan Siap Hamil. Dengan adanya aplikasi tersebut memiliki tujuan untuk memberikan edukasi, melakukan skrining, dan bisa memberikan sertifikat kesiapan pranikah, kesiapan kehamilan, Kesehatan reproduksi, kontrasepsi, serta mencegah terjadinya stunting. Aplikasi ini diperuntukan untuk catin (calon pengantin), pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan ibu yang masih memiliki balita. Aplikasi ini disarankan untuk diunduh dan dipelajari pada 3 bulan sebelum melakukan pernikahan.
Dengan Langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mengurangi angka pernikahan dini dan dampak negatifnya serta memberikan kesempatan yang lebih baik bagi remaja untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H