Bait ketiga dari puisi ini menggambarkan cahaya yang menerangi langit Pagaruyuang, simbol harapan, sejarah, dan kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau. Puisi ini mengangkat nilai-nilai budaya dan kekayaan spiritual dari daerah tersebut.
Contoh Bait 3 (Fiktif): "Di langit Pagaruyuang, cahaya tak padam,
Menyinari warisan leluhur yang kekal,
Teguh berdiri di atas tanah sejarah,
Mengangkat jiwa-jiwa yang mencari arah."
D. Bait 3 Puisi "
"In the sky of Pagaruyuang, the light never fades,
Illuminating the eternal legacy of ancestors,
Standing firm on the land of history,
Lifting the souls seeking direction."
E. Teknik Terjemahan Indo - EngÂ
Puisi Berjudul "Cahaya di langit Pagaruyuang" Karya Leni Marlina
(Bait 3)
Beberapa teknik yang digunakan dalam menerjemahkan puisi ini:
- Literal Translation (Terjemahan Harfiah): Menerjemahkan kata-kata dengan mempertahankan makna dasar.
- Transposition: Mengubah struktur kalimat tanpa mengubah makna, seperti dalam frasa "Di langit Pagaruyuang, cahaya tak padam" menjadi "In the sky of Pagaruyuang, the light never fades".
- Modulation: Mengubah perspektif atau sudut pandang untuk menyesuaikan makna, misalnya "warisan leluhur yang kekal" diterjemahkan menjadi "the eternal legacy of ancestors".
- Adaptation: Menyesuaikan unsur-unsur budaya yang mungkin tidak dikenal dalam bahasa target dengan padanan yang lebih umum atau universal.
F. Strategi Terjemahan Indo - EngÂ
Puisi Berjudul "Cahaya di langit Pagaruyuang" Karya Leni Marlina
(Bait 3)