Mohon tunggu...
Ihsan Subhan
Ihsan Subhan Mohon Tunggu... -

lahir di Cianjur 02 Desember 1987. Menggiati komunitas dan forum sastra di Cianjur. Belajar menulis adalah aktivitas yang rutinitas, selain makan dan tidur...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Semut 1

17 Agustus 2010   14:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:57 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemana kalian akan terus berbaris?

Apakah berjalan menyusur sekeliling dinding kamar

atau kah sedang mencari lubang yang manis dan teduh?

Jika “ya” lubang mana yang akan kau singgahi malam ini

Selagi mata sudah rebah di bantal. Sungguh aku lama memerhatikanmu,

Dan ingin aku berbicara tentang kerentaan waktu

Yang akan berakhir pada tanah gembur dan kamboja

kalian sudah awal sekali mengetahuinya?

Seruang kelam dan pengap, dimana nafas sudah tidak berhembus lagi

Dan ruh sudah berpindah ke alam yang lain

Bukan lagi dunia yang memiliki langit biru saat matahari bersinar

Bukan juga langit yang mendung dan segera menurunkan rintikan hujan

Itu semacam ruang untuk menempa jasad yang beristirah di perut bumi

Dan mungkin kau sudah mengetahuinya, sejak kau dilahirkan dari lubang

Yang kau buat sendiri dengan tarian kaki-kakimu

Hingga mungkin kau sudah mengakrabi cacing-cacing yang sedikit licin dan usang

Apa lagi yang kau susuri?

Bagimu jalanan sudah menjadi dinding datar dan rata

Tapi sungguh kau gemeliat keras mencari cadangan nafasmu

Untuk menetap hidup dengan damai

Nampaknya kau sudah membuat perhitungan yang mapan

Dan membuat pemetaan acara yang tepat

Walau yang kumengerti, kau selalu ingin diberi manisnya makanan kami

Dan kau mencuri waktu,

Ketika kami sedang tidak berada di tempat atau terpejam

kau sengaja tidak tidur

kau gigih memungut santapan yang tersisa

untuk perut dan bangsamu yang kulihat masih tetap mungil dan centil

semut,

maafkan aku sudah membicarakanmu

moga kita masih saling mengingatkan

jika aku salah

cubitlah aku sekali

tapi jangan kelamaan, aku takut ada yang cemburu

sssstttt…

Ihsan Subhan, @2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun