Mohon tunggu...
Ihsan Mahdi
Ihsan Mahdi Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Pena

Membaca Aku Hidup. Menulis Aku Merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka dalam Berumah Tangga

20 Februari 2021   23:47 Diperbarui: 21 Februari 2021   00:02 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Saat Negara Urus Rumah Tangga Warga | merdeka.com

Apa yang terlintas dalam kepala anda ketika mendengar kata rumah tangga? Yap, organisasi kecil yang dihasilkan oleh perkawinan antara sepasang manusia. Perkawinan tidak hanya melahirkan organisasi kecil semata, perkawinan turut pula menjadi sebuah industri kecil yang memiliki tanggung jawab untuk melahirkan produk-produk terbaik yang disebut anak.

Anak atau Anak-anak yang dilahirkan dalam hubungan perkawinan menjadi kunci untuk melanjutkan tradisi-tradisi perkawinan berikutnya. Baik buruk rumah tangga orang tua mereka, tentu akan menjadi cermin untuk bekal anak dalam perkawinan yang akan ia jalani kelak. Hubungan perkawinan tidak hanya perjanjian antara manusia sesama manusia, akan tetapi sebuah perjanjian antara manusia dan tuhannya.  

Dewasa ini tidak sedikit dari kita yang masih terjajah dalam berumah tangga. Ada yang terjajah oleh uang, nafsu, pengaruh sosial, lingkungan, pengaruh media, memasang ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap pasangan, tuntutan hidup yang berlebihan, dan lain semacamnya.

Parahnya lagi apabila suatu hubungan perkawinan hanya dianggap sebagai sarana untuk suatu kepentingan pribadi, hanya dijadikan sebuah sistem untuk melancarkan aksi bejat individu, sehingga hubungan perkawinan kehilangan mahkota kesakralannya.

Hal tersebut menjadikan posisi perkawian dalam situasi berbahaya. Hubungan perkawinan selalu menjadi dampak baik dan buruk dari setiap keegoisan pasangan yang menjalankannya. Akibatnya, tak jarang perkawinan diterjang oleh badai besar kehidupan sehingga mengharuskan berujung di hadapan meja hijau, Perceraian.  

Rumah tangga harus merdeka. Lalu bagaimana cara membuat rumah tangga merdeka? Pertanyaan tersebut hanya dapat dijawab oleh kebersihan akal dan hati setiap individu yang menjalankannya. Untuk menuju kepada kebersihan akal dan hati, tiga konsep dibawah akan sedikit membantu anda untuk meraih kemerdekaan dalam berumah tangga.  

1. Syukur

Faktor ekonomi selalu menjadi momok bagi setiap hubungan perkawinan. Ketika rumah tangga berada pada suatu kondisi menengah kebawah dalam hal ekonomi, keributan dan perselihan dalam rumah tanggapun tak terhindarkan. Begitupun sebaliknya, ketika rumah tangga berada pada suatu kondisi menengah keatas dalam hal ekonomi, perselingkuhan pun banyak terjadi.

Kedua-duanya sama-sama berada pada hasil akhir, Perceraian. Faktor ekonomi tidak hanya melahirkan pertengkaran dan perselingkuhan, akan tetapi turut pula menjurus pada tindak kekerasan dalam rumah tangga. Dalam hal ini tentu acap kali yang menjadi korban adalah perempuan. 

Budaya buruk semasa remaja yang terbawa dalam rumah tangga, turut menjadi pengaruh bagi usia hubungan rumah tangga. Kebiasaan mabuk-mabukan, perjudian, mengkonsumi obat-obatan, pecandu, sudah pasti menjadi permasalahan serius yang dapat mempengaruhi kesehatan rumah tangga.

Tentu dalam hubungan rumah tangga tidak semuanya mengalami kegagalan meski diterjang ombak dan badai dahsyat kehidupan. Banyak pula yang tetap bertahan dan langgeng sampai akhir menutup mata meski kebutuhan ekonomi jarang sekali tercukupi.

Nah ini yang perlu menjadi contoh bagi setiap hubungan rumah tangga yang selalu dalam kondisi huru hara. Selalu merasa cukup dan bersyukur dapat menjadi salah satu serum ampuh untuk mengatasi permasalahan ekonomi rumah tangga.

Bersyukur tidak membuat siapapun misikin, ini janji Tuhan, bahkan tuhan akan menambahkan rezeki kepada kita, ketika kita terus merasa cukup dan bersyukur. Tidak terlalu ambil pusing dengan rumput tetangga yang selalu lebih hijau dari rumah tangga kita.

Pasang akal dan hati untuk mengambil hikmah dari apa yang tetangga anda peroleh. Jangan terkungkung rasa iri dan dengki, tapi jadikan sebagai motivasi. Toh, belum tentu apa yang tetangga anda punya menjadi milik mereka seutuhnya, pada hakikatnya semua hanya titipan. 

2.Sabar

Bahtera rumah tangga tidak selamanya dalam keadan romantis dan harmonis. Kadangkala rumah tangga mengalami getaran dan pukulan keras dari kehidupan. Lalu kemudian apakah ini artinya anda harus mengakhiri rumah tangga anda? Tentu tidak!

Ujian dan cobaan pada dasarnya membantu anda untuk menaikkan derajat hidup anda. Tentu kita semua mengalami proses panjang dalam kehidupan. Ada yang harus memulai dari nol, adapula yang tidak perlu memulai dari nol.

Percaya tidak percaya, Tuhan sudah mengukur dan memberi ukuran dengan takaran yang pas bagi kemampuan setiap hambanya. Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kesanggupan hambanya. Anda tidak perlu mengeluh dan menyalahkan tuhan dan keadaan dengan ujian dan cobaan hidup. Kuncinya hanya sabar dan terus sabar untuk tetap berusaha dan berdoa. Semua akan dibayar pada waktunya.

Ujian dan cobaan terkadang tidak hanya datang dari satu pintu, ekonomi. Akan tetapi sering pula datang dari pintu lain, Perselingkuhan. Perselingkuhan marak terjadi akibat dari tergusurnya moralitas individu akibat terbuai oleh kenikmatan duniawi. Antara suami atau isteri sama-sama memiliki potensi untuk berselingkuh. Lalu bagaimana cara menghadapinya?

Semua akan terjawab jika kita semua pada mulanya sadar bahwa rasa Syukur dan Sabar harus ditanamkan bersamaan dalam setiap kepala dari diri kita. Bersykur memiliki isteri atau suami yang mampu memberi keseimbagan dalam hidup kita.

Sabar memiliki isteri atau suami yang memiliki kekurangan baik secara lahir maupun batin. Dengan demikian perselingkuhan akan dapat dihindari oleh siapapun. Satu hal yang harus kita pahami bersama, perselingkuhan tak ayalnya siulan iblis. Ia sesat dan menyesatkan.

3. Ikhlas

Mengapa kita semua harus ikhlas? Sebab kita tidak memiliki daya dan upaya apapun untuk melawan setiap kehendak Tuhan. Lalu apakah Tuhan jahat ketita selalu memposisikan diri kita dalam keadaan sulit? Tidak! Tuhan hanya ingin memberikan yang terbaik untuk hambanya. 

Terkadang kita seringkali mengeluh dan menyalahkan Tuhan dan keadaan, padahal kita hanya sedang dikendalikan oleh akal yang tidak sehat akibat meluapnya hawa nafsu yang ada pada diri kita. Kita selalu kehilangan nilai-nilai ketuhanan sehingga sulit merasakan kehadiran Tuhan didalam hati kita.

Ikhlas adalah suatu metode ampuh yang sudah teruji dimanapun. Ikhlas merupakan suatu kombinasi dari metode syukur dan sabar. Artiya, sifat ikhlas menerima setiap hal dan ketentaun yang telah ditetapkan oleh tuhan dengan segala kesabaran yang terwujudkan dalam do'a dan usaha. 

Tentu kita tidak menjadi bodoh karena mau-mau saja menerima ketentuan tersebut, maka dari itu kita perlu berupaya dengan usaha dan do'a agar terlihat cerdas dan pintar dalam menyadari pesan Tuhan. Apakah do'a dan usaha membuat diri kita rugi? Tentu saja tidak.

Do'a dan usaha menjadi suatu penilain khusus dari Tuhan kepada hambanya ketika Tuhan kemudian akan memutuskan untuk mengubah nasib hambanya untuk menjadi lebih baik. Semua dari apa yang kita lakukan kembali pada tujuan awal, Niat.

Ketika niat kita lurus, Insya Allah akan segera Tuhan bantu. Namun sebaliknya, ketika niat kita mulai bengkok, maka Tuhan akan terus mengujinya sampai kita benar-benar siap dan memiliki niat lurus untuk bertanggung jawab atas nasib yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun