Malam itu pertengahan bulan November 2020, Jupri (Bukan nama sebenarnya). Ia bercerita bahwa salah satu teman Ibunya memiliki informasi lowongan kerja di suatu instasi pemerintahan. Adapun formasi untuk mengisi lowongan kerja tersebut ialah sebagai tenaga pendamping masyarakat. Â
Jupri adalah salah satu dari jutaan manusia di bumi yang sangat mencintai kedua orang tuanya. Meski dalam mencari pekerjaan ia selalu memiliki sikap idealistik dan tidak mau terpengaruh akan budaya sogokan atau melalui "Orang dalam".Â
Sebenarnya, Jupri merupakan seorang pria yang pantang menyerah dan cukup pintar serta kritis, namun karena memang keadaan ekonominya sedang tidak baik karena terdampak efek pandemi Covid - 19, Serta baru saja menganggur dari pekerjaan sebelumnya. Jupri perlahan lahan memahami dirinya agar sikap idealisnya tersebut ia pendam sementara, dan akan menerima tawaran kerja dibidang apapun.Â
"Kerja apa aja dulu deh, yang penting ada uang buat keseharian."Â Ujarnya Jupri sambil menyeruput teh hangat di teras rumahnya
Selain kritis, Jupri, Pria berusia 25 tahun, bukanlah orang yang sembarangan. Di desa tempat ia tinggal terdapat tiga orang Sarjana. Dan Jupri termasuk diantara tiga orang tersebut. hanya saja nasib baik belum menghampiri dirinya.Â
Memperiapkan Dokumen
Ketika ia mendengar bahwa ada rekan Ibunya menawarkan pekerjaan, Jupri tak langsung mengiyakan, ia mencoba membaca situasi dan cenderung mengecek kebenaran informasi tersebut. namun apa daya, karena bujukan Ibunya untuk merespon tawaran dari rekannya tersebut, Jupri mencoba mengiyakan ajakan tersebut.Â
"Bener apa enggak yak, apa coba dulu aja yak, nanti kalo ada yang janggal, baru deh enggak gue ladenin."Â Gumamnya Jupri dalam hati.
Berkat opsi yang ia yakini tersebut, Jupri memberikan respon dan mulai menanyakan jobdesk serta apa saja persyaratan dari lowongan kerja tersebut. hal itu ia tanyakan melalui pesan di saluran WhatsApp.Â
Seperti pada umumnya, dokumen yang diperlukan diantaranya, Surat Lamaran, Curiculum Vitae, Ijazah, Transkrip Nilai, KTP, NPWP dan Foto berukuaran 4 X 6. Â Semua dalam bentuk fotocopy hanya foto saja yang berwarna.Â
 Setelah mempersiapkan dokumen kelengkapan, Jupri diberi tahu oleh orang yang memiliki lowongan kerja tersebut. Sebut saja Gareng (bukan nama sebenarnya). Gareng mengatakan bahwa bidang kerja nanti adalah menjadi pendamping masyarakat dalam pengelolaan bantuan sosial yang tersebar di seluruh Kecamatan dan desa, sesuai dengan domisili.Â
Jupri yang memiliki cukup segudang pengalaman sebagai Volunteer, serta beberapa aksi yang diadakan oleh Mahasiswa, merasa mampu akan bidang tersebut, terlebih nanti akan bertemu banyak orang, bahkan orang penting atau pejabat setempat. Melihat peluang tersebut, Jupri lagi lagi optimis bahwa ia akan lolos seleksi.
Satu minggu kemudian, tepatnya hampir memasuki minggu kedua di bulan Desember 2020. Jupri sudah membuat janji bahwa Gareng yang usianya kurang lebih 50 tahun tersebut, akan mampir di kediaman rumah Jupri.Â
Tepatnya pada malam hari, setelah ba'da Maghrib atau setelah sholat Maghrib. Bersmaa turunya hujan yang membasahi teras rumahnya, Jupri sudah nampak bersiap dengan amplop cokelat berisi dokumen kelengkapan. Setelah sholat Maghrib, benar saja tiba tiba ada yang sampai dirumah Jupri, dialah Gareng.
Sesampainya dirumah, tanpa fafifu wasweswos atau banyak cakap, Gareng langsung menanyakan apakah sudah siap kelengkapan kerjanya. Dengan tegas, Jupri mengatakan, berkas sudah siap.
Jupri diminta membuka berkas tersebut, dan memperlihatkan kepada Gareng. Ketika sedang mengecek berkas Jupri, Gareng memberi perhataian atau mencoret bagian surat lamaran kerja Jupri, bahwa menurutnya, Surat lamaran kerja harus sesuai dengan versi milik dia. Sambil menggerutu dalam hati, Jupri langsung bergegas ke tukang Fotocopy.
Setelah berhasil memperbaiki surat lamaran tersebut, Jupri melihat ada beberapa berkas dokumen yang dipegang oleh Gareng. Gareng pun mengatakan bahwa betul ini adalah orang orang yang ikut program pendamping nanti.Â
Karena saking kritisnya, Jupri melihat disemua berkas orang orang dalam dokumen tersebut, selalu terselip potongan kertas bertuliskan nama, rekening dan angka 150 ribu rupiah. Tanpa basa basi Jupri menanyakan hal tersebut.Â
"Untuk apa struk tersebut pak."Tanya Jupri
Sebenarnya Gareng akan menjelaskan setelah mengecek dokumen yang belum selesai, namun karena Jupri sudah menanyakan duluan, dijawab langsung oleh Gareng.Â
"jadi gini mas, setiap pendamping ini nanti akan ada administratifnya, enggak besar kok, hanya 150 ribu rupiah."jawabnya si Gareng, sambil minum kopi yang sudah disediakan sebelumnya. Jupri terlihat hanya mengangguk, namun nampak tidak setuju dalam fikirnya. Setelah itu gareng menjelaskan, bahwa nanti ada admin yang mengurus berkas Jupri dan orang yang ikut dalam program kerja tersebut. ia juga mengatakan jikalau nanti ada trainingnya yang akan diadakan awal bulan Januari 2021. (Program kerja yang dikatakan akan berjalan mulai akhir Januari).
Gareng menambahkan, bahwa pekerjaan tersebut sangat enak , bisa sambil nyambi kerjaan lain kalau ada bidang usaha. Mendengar penjelasan tersebut, Jupri nampak mulai sadar bahwa ia akan menjadi sasaran orang yang tertipu.Â
Karena Jupri diminta lansung hari itu juga uang 150 ribu, Jupri mencoba memelas dan sedang berpura pura bohong, bahwa uang baru ada besok. Namun Gareng tidak memaksa dan memahami untuk mentransfer uang besok.
Setelah Gareng pulang dari rumahnya, Jupri langsung mencari semua informasi lowongan serupa apakah ada oknum dalam seleksi tersebut. tak pakai lama, dalam mesin pencari google, ada beberapa berita yang memberitahu bahwa banyak warga terjebak sebagai penerima atau pendamping oleh oknum tersebut. nominalnya pun sama, yaitu menyetor uang 150 ribu rupiah.Â
Setelah itu berita itu ia tunjukkan ke Ibunya, bahwa oknum yang kerumahnya tadi mencoba menipu dirinya. Ibu yang melihat berita online di gawai milik Jupri pun cukup terkejut, dan meminta Jupri waspada.Â
Keesokan harinya, telpon Jupri berdering,telepon masuk itu dari Gareng. Ia menanyakan kapan uang tersebut di transfer agar dokumennya cepat di screening. Â Karena banyak informasi janggal, Jupri sudah memutuskan untuk menolak ajakan tersebut. dan mencoba memberi tahu bahwa pada malam kemarin ia sudah diterima kerja, namun berstatus kerja dari rumah atau WFH (Work From Home).Â
Mendengar penjelasan tersebut, gareng tidak lagi menghubungi Jupri.Â
Â
NB : Jika ada kesamaan pengambilan nama mohon untuk dimaklumi, bahwa itu hanya bentuk nama samaranÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H