Hasan pun tersenyum tipis dan mengangguk. Mereka mulai bersiap dan memulai langkah pertama mereka. Pada awalnya Hasan bergerak sedikit lebih cepat dari Sasa yang membuat Sasa sedikit merasa terbebani. Melihat itu Hasan langsung mengurangi kecepatannya dan membuat tempo nya sedikit lebih lambat dari Sasa agar Sasa tidak perlu menggunakan seluruh tenaganya.Â
"Kamu udah terbiasa joging gini kah?," tanya Sasa.Â
"Iya, aku butuh fisik yang kuat buat ngelingungi keluargaku nanti kan," jelas Hasan sambil menatap ke arah Sasa.
"Keluarga ya, omong-omong kamu liat orang-orang di sinikan? ada yang bisa senyum lepas, ada yang kayak dah mau hancur. Pemandangan di sini unik ya," lanjut Sasa.
"Jujur aja, kalo kamu mikirnya gitu berarti kamu nganggep Tuhan gak adil?" balas Hasan.
Mendengar balasan itu wajah Sasa menjadi cukup panik dan ingin menjelaskan maksudnya tapi sebelum memberikan [penjelasan Hasan kembali bicara. "Tuhan adalah entitas yang paling adil Sa, yang kamu liat kan cuma yang ada di luar aja. kamu gak akan tahu dalemnya gimana. Mau gimana pun kamu gak akan paham kan gimana perasaan dan backstory mereka. Orang yang paling keliatan bahagia bisa aja adalah orang yang paling menderita. Senyuman adalah cara paling sederhana untuk melupakan beban berat yang ada di pundak kita. Kalo yang kamu liat cuma luarnya aja kamu gak bisa langsung nyimpulin gitu aja," jelas Hasan dengan suara yang sanagt menenangkan.Â
Sasa pun sedikit tersenyum mendengar penjelasan dari Hasan. Tak di sangka mereka sudah melewati satu putaran di taman itu dan terlihat pemuda kantoran yang keliatannya tidak memiliki semangat hidup itu tersenyum lepas melihat kedatangan istri dan anak-anaknya yang ingin menjemputnya.Â
"Sebuah bunga tidak akan pernah bisa hidup tanpa air hujan. Jika pemuda itu adalah bunga yang layu, maka istri dari pemuda itu akan menyiraminya dan membuatnya kembali subur mungkin kamu bakal bilang "Lah Tuhan ngapain?" Tuhan adalah angin yang membawa awan hujan yang akan menyirami bunga yang layu itu. Tuhan tahu yang terbaik untuk kita, kita hanya perlu bertahan dan mencoba melakukan yang terbaik. Karena Tuhan tidak di kenal sebagai Maha Kejam dan Maha penghancur, tapi dia di kenal sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H