Hari itu Sasa sedang duduk di sebuah kursi taman yang tampaknya cukup sepi. Di sisi lain tiba-tiba muncul seorang pemuda yang duduk di sebelahnya. wajahnya tampak lesu dengan pakaian karyawan kantoran berjas yang cukup berantakan. Dia menghela napas panjang dan mendongakkannya ke atas. Tampak air mata hampir menetes dari kelopak matanya.Â
Tak lama dia turunkan pandangannya dan menatap kosong ke arah bawah. Sementara itu terlihat dari kejauhan sebuah keluarga yang tampak sangat bahagia. Sang ayah dan ibu bergandegan tangan melalui tangan mungil anaknnya. Senyuman tampak terlihat sangat jelas pada wajar mereka. Di saat yang sama tiba-tiba ada yang memangil  Sasa.
"Sasa!," panggil seorang pemuda yang tampak kenal dengan Sasa. Tak lama tiba-tiba wajah polos Sasa berubah menjadi senyuman yang sangat manis.Â
"Kamu juga di sini San?" balasnya pada pemuda itu yang ternyata salah seorang teman di kelasnya.
"Kamu ngapain di sini," tanya Hasan penasaran.
"Ya tadi habis olahraga, mau nyoba aja, udah lama banget enggak gerakin tubuh gini," jelasnya bahagia.Â
"Ya pas olahraga aku akui fisikmu masih kureng si," lanjut Hasan.
"Ih jahat kamu San," ucap Sasa dengan wajah sedih yang bercanda.Â
"Hehe maap-maap," balas Hasan.
Setelah itu tampak suasana menjadi hening. Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuka topik.
"(Heh! masak gitu doang? a a a aku harus bilang apa? si sial,) S.....," tiba-tiba Sasa langsung memotong kalimat Hasan dan berkata "Mau joging bareng?" ajaknya.Â