3. Transportasi Berkelanjutan
Kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu penyumbang besar pada emisi karbon di dunia. Di Jakarta sendiri, sebanyak 75% polusi udara berasal dari emisi kendaraan bermotor. Sehingga advokasi penggunaan transportasi berkelanjutan seperti kendaraan listrik dan transportasi umum yang ramah lingkungan tentunya merupakan langkah tepat dalam pengurangan emisi.
Keberlimpahan sumber daya nikel di Indonesia lagi-lagi menunjukkan besarnya potensi ekonomi hijau di Indonesia. Indonesia sangatlah kaya akan nikel yang saat ini dibutuhkan sebagai besi baja anti karat dan bahan dari baterai kendaraan listrik. Keberlimpahan ini menjadi potensi dalam pengembangan transportasi berkelanjutan sekaligus hilirisasi di Indonesia yang tentunya menguntungkan perekonomian negara.
4. Daur Ulang dan Pengolahan Limbah
Berbicara tentang daur ulang dan pengolahan limbah, pastinya tidak jauh dari ekonomi sirkular yang sedang marak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai negara. Ekonomi sirkular adalah model produksi dan konsumsi yang bertujuan untuk memperpanjang umur produk, bahan baku, dan sumber daya, sekaligus meminimalkan pembentukan limbah dan polusi, seperti mendaur ulang bahan dan produk yang sudah ada sepanjang mungkin.
Mengolah limbah merupakan hal penting karena setiap aktivitas manusia pastinya menghasilkan limbah. Limbah yang dibuang sembarangan dapat berdampak buruk pada lingkungan. Di Jepang sendiri, sekitar 40.000 orang yang meninggal akibat mengkonsumsi ikan terkotori raksa yang berasal dari limbah buangan pabrik baterai serta AKI.Â
Namun dibalik buruknya limbah, terdapat manfaat yang bisa didapatkan dengan pengolahan dan daur ulang yang tepat, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Laptop Acer Aspire Vero 14 yang terbuat dari limbah plastik, pemanfaatan limbah organik pada pertanian dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, memaksimalkan pengolahan limbah sangatlah menguntungkan baik dari segi ekonomi maupun segi lingkungan. Terutama Indonesia yang saat ini berada di peringkat ke-4Â negara dengan populasi manusia terbanyak di dunia. Hal ini tentu saja meningkatkan potensi limbah di Indonesia. Sayangnya, penerapan daur ulang dan pengolahan limbah di Indonesia dinilai masih rendah sehingga cenderung menimbulkan kerugian.Â
Tantangan Green Economy di Indonesia
Dengan mengadopsi green economy, perlahan kita dapat mengoptimalkan produksi dan konsumsi, serta mendukung perkembangan infrastruktur yang berkelanjutan sehingga terbentuklah dasar ekonomi yang lebih adil, inklusif, dan ramah lingkungan. Namun dalam mewujudkan sebuah impian, pastinya terdapat tantangan. Begitu pula green economy di Indonesia.
1. Kurangnya Investasi
Hambatan pertama dalam mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia adalah nilai investasi dari teknologi hijau yang diakui masih cukup tinggi. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur, Eddy Widjanarko mengungkapkan bahwa kesadaran dari pengusaha-pengusaha yang ada di Jawa Timur sejatinya sudah sangat tinggi, namun permasalahannya adalah di investasi.Â