Mohon tunggu...
I Gusti Ngurah Krisna Dana
I Gusti Ngurah Krisna Dana Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Warmadewa

Satyam Eva Jayate

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Krisis Demokrasi di Indonesia: Ketika Kekuasaan Mengabaikan Rakyat

25 Agustus 2024   19:51 Diperbarui: 25 Agustus 2024   19:51 3662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Demokrasi Pancasila (KOMPAS/HANDINING)

Respon Publik dan Gerakan Sipil

Meskipun ada tanda-tanda jelas dari pembangkangan demokrasi, tidak berarti bahwa publik Indonesia tidak merespon. Justru sebaliknya, ada peningkatan dalam kesadaran dan gerakan masyarakat sipil yang menolak pembangkangan ini. Gerakan-gerakan sosial, baik yang muncul secara spontan maupun yang terorganisir, seperti aksi protes menolak revisi UU KPK atau demonstrasi menolak RUU KUHP yang kontroversial dan yang terkini adalah demonstrasi menolak hasil keputusan DPR yang mengabaikan keputusan MK, menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap demokrasi.

Gerakan-gerakan ini, meskipun sering kali dihadapkan pada represifitas aparat dan upaya delegitimasi oleh pemerintah, tetap menunjukkan semangat untuk mempertahankan demokrasi. Namun, tantangan terbesar bagi gerakan-gerakan ini adalah bagaimana mereka dapat mengkonsolidasikan kekuatan mereka untuk memberikan tekanan yang efektif terhadap penguasa, serta menjaga keberlanjutan perjuangan mereka di tengah tekanan yang terus meningkat. Tentu sebagai masyarakat, kita tidak boleh lengah akan praktik-praktik inkonstitutional yang bermuara pada pembangkangan demokrasi. 

 Masa Depan Demokrasi di Indonesia

Pembangkangan terhadap demokrasi di Indonesia menimbulkan pertanyaan penting tentang masa depan demokrasi itu sendiri. Jika tren ini dibiarkan tanpa perlawanan yang efektif, maka bukan tidak mungkin demokrasi Indonesia akan semakin tergerus dan beralih menjadi bentuk pemerintahan yang otoriter atau semi-otoriter. Ini akan menjadi kemunduran yang signifikan dari pencapaian reformasi yang telah diperjuangkan selama lebih dari dua dekade.

Namun, masih ada harapan jika masyarakat dan lembaga-lembaga sipil mampu mengambil peran aktif dalam mengawal demokrasi. Penguatan partisipasi politik, baik melalui pemilu yang bersih dan adil, maupun melalui gerakan-gerakan sosial yang menuntut transparansi dan akuntabilitas, menjadi kunci untuk membendung arus pembangkangan demokrasi.

Selain itu, pendidikan politik yang mendorong kesadaran kritis terhadap pentingnya nilai-nilai demokrasi perlu terus ditingkatkan. Generasi muda, yang akan menjadi penerus bangsa, perlu dibekali dengan pemahaman yang kuat tentang pentingnya demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Hanya dengan demikian, demokrasi di Indonesia dapat bertahan dan berkembang menjadi lebih matang dan inklusif.

Pembangkangan terhadap demokrasi di Indonesia terkini mencerminkan krisis legitimasi yang mengancam keberlanjutan demokrasi itu sendiri. Erosi nilai-nilai demokrasi, kontrol terhadap lembaga-lembaga demokrasi, manipulasi dalam proses pemilu, serta munculnya dinasti politik, adalah tanda-tanda dari masalah ini. Meskipun demikian, respon dari masyarakat sipil menunjukkan bahwa demokrasi masih memiliki harapan untuk dipertahankan.

Untuk melindungi dan memperkuat demokrasi di Indonesia, diperlukan upaya kolektif dari semua elemen masyarakat, termasuk lembaga-lembaga negara yang independen dan gerakan-gerakan sipil yang kuat. Masa depan demokrasi Indonesia sangat bergantung pada kemampuan kita untuk menghadapi dan melawan pembangkangan ini, serta menjaga integritas dan legitimasi sistem demokrasi yang telah diperjuangkan dengan susah payah sejak reformasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun