Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Liberté, égalité, fraternité.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kepemimpinan: Perspektif Teoritis dan Praktis di Era Kontemporer

27 Januari 2025   03:50 Diperbarui: 27 Januari 2025   17:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada penghargaan dan hukuman sebagai alat motivasi. Kedua pendekatan ini relevan dalam konteks organisasi modern, di mana motivasi intrinsik dan ekstrinsik perlu dikelola secara seimbang.

Ilustrasi: Leadership (Sumber: Freepik)
Ilustrasi: Leadership (Sumber: Freepik)

Gaya Kepemimpinan Lintas Budaya 

Konteks budaya memainkan peran penting dalam menentukan gaya kepemimpinan. Misalnya, manajer di Jepang cenderung mengadopsi gaya kepemimpinan kolektif dengan fokus pada tujuan jangka panjang, sementara di Amerika Serikat gaya kepemimpinan lebih berorientasi pada hasil jangka pendek (Jones & George, 2022). 

Di Eropa, manajer sering menunjukkan pendekatan humanistik dengan mempertimbangkan kebutuhan individu karyawan. Studi oleh Hofstede (2010) menunjukkan bahwa nilai budaya seperti power distance dan individualisme sangat memengaruhi gaya kepemimpinan. 

Misalnya, di negara-negara dengan power distance rendah seperti Swedia, pemimpin cenderung lebih partisipatif, sedangkan di negara dengan power distance tinggi seperti Cina, gaya kepemimpinan otoritatif lebih diterima. Perbedaan ini menunjukkan pentingnya pemahaman lintas budaya untuk mencapai efektivitas kepemimpinan dalam organisasi global.

Di Jepang, budaya kolektivistik menempatkan kepentingan kelompok di atas individu. Pemimpin di Jepang cenderung menghindari konflik terbuka dan fokus pada harmoni kelompok. Sebaliknya, di Amerika Serikat, budaya individualistik mendorong pemimpin untuk mengambil keputusan yang cepat dan berorientasi pada hasil. 

Di Eropa, terutama di negara-negara Skandinavia, gaya kepemimpinan yang inklusif dan partisipatif lebih umum. Pendekatan ini memungkinkan karyawan untuk merasa lebih diberdayakan, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.

Selain itu, globalisasi telah menciptakan kebutuhan akan gaya kepemimpinan yang adaptif. Pemimpin global harus mampu mengenali dan mengakomodasi perbedaan budaya tanpa kehilangan esensi dari tujuan organisasi. Kemampuan ini sering disebut sebagai "kecerdasan budaya," yang mencakup pemahaman terhadap nilai, norma, dan praktik budaya yang berbeda.

Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi Profit dan Non-Profit

Organisasi profit bertujuan untuk mencari keuntungan, sedangkan organisasi non profit bertujuan untuk melayani masyarakat. Perbedaan utama antara organisasi profit dan non profit adalah tujuannya. Organisasi profit bertujuan untuk menghasilkan laba untuk pemiliknya, sedangkan organisasi non profit bertujuan untuk melayani masyarakat atau demi pengabdian semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun