Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Liberté, égalité, fraternité.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kepemimpinan: Perspektif Teoritis dan Praktis di Era Kontemporer

27 Januari 2025   03:50 Diperbarui: 27 Januari 2025   17:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Leadership (Sumber: Freepik)

Kepemimpinan ataupun leadership merupakan salah satu aspek fundamental dalam pengelolaan organisasi. Definisi kepemimpinan secara umum mencakup proses dimana seorang atau individu menginspirasi, memotivasi, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi (Jones & George, 2022). 

Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, kepemimpinan menjadi semakin kompleks karena organisasi dituntut lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Selain itu, era digital telah menciptakan kebutuhan akan pemimpin yang mampu memanfaatkan teknologi untuk mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi. 

Dengan perkembangan seperti ini, kepemimpinan tidak lagi hanya tentang kemampuan memengaruhi orang lain, tetapi juga tentang bagaimana mengelola dinamika atau diskursus teknologi dan globalisasi secara efektif. 

Artikel ini bertujuan untuk membahas berbagai teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan lintas budaya, serta isu gender dalam konteks kepemimpinan. Dengan cakupan ini, pembaca diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai kepemimpinan.

Teori Kepemimpinan 

Beragam teori telah dikembangkan untuk memahami kepemimpinan, masing-masing memberikan perspektif unik terhadap peran pemimpin dalam organisasi. Salah satu teori yang paling awal adalah model sifat kepemimpinan (trait theory). Model ini menyoroti karakteristik pribadi yang membedakan pemimpin yang efektif dari individu lainnya. 

Penelitian menunjukkan bahwa pemimpin yang efektif harus memiliki kualitas tertentu, seperti kepercayaan diri, kemampuan komunikasi, dan integritas (Bass & Riggio, 2006). Meski penting, model ini mendapat kritik karena cenderung mengabaikan pengaruh situasi dan konteks.

Model kontingensi memberikan pendekatan yang lebih situasional terhadap kepemimpinan. Fiedler (dalam Jones & George, 2022) berhipotesis bahwa efektivitas pemimpin bergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan situasi tertentu. Misalnya, gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas cenderung lebih efektif dalam situasi yang sangat terstruktur, seperti proyek konstruksi besar yang memiliki prosedur jelas dan standar kerja yang ketat. 

Sebaliknya, gaya yang berorientasi pada hubungan lebih cocok dalam situasi yang memerlukan fleksibilitas interpersonal, seperti manajemen tim kreatif di perusahaan teknologi, di mana kolaborasi dan inovasi sangat penting. Model ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana pemimpin dapat menyesuaikan pendekatannya berdasarkan kebutuhan lingkungan kerja, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan organisasi.

Selanjutnya, teori transformasional dan transaksional menekankan pendekatan berbeda dalam memotivasi bawahan. Kepemimpinan transformasional bertujuan untuk menginspirasi pengikut melampaui kepentingan pribadi mereka demi organisasi. Pemimpin transformasional sering menggunakan visi yang kuat, memberikan stimulasi intelektual, dan menunjukkan pertimbangan individual (Bass & Avolio, 1990). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun