Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Kitab Suci Para Ekonom

8 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 8 Januari 2025   13:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adam Smith, tokoh ekonomi klasik, digambarkan memegang bukunya. (Sumber: Igon Nusuki)

The Wealth of Nations, yang secara lengkap berjudul "An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations", merupakan mahakarya Adam Smith yang diterbitkan pada tahun 1776. Buku ini sering dianggap sebagai kitab suci para ekonom karena pengaruhnya yang luar biasa terhadap perkembangan ilmu ekonomi. Dalam artikel ini, kita akan membahas isi utama buku, relevansi historisnya, serta dampaknya terhadap pemikiran ekonomi modern.

Latar Belakang dan Struktur Buku

Adam Smith adalah seorang filsuf moral asal Skotlandia yang dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi modern. "The Wealth of Nations" terdiri dari lima buku yang mencakup berbagai aspek ekonomi, seperti pembagian kerja, mekanisme pasar, peran pemerintah, serta akumulasi modal.

Gambar: Dokumen Pribadi
Gambar: Dokumen Pribadi "Koleksi Buku-Buku dari Penulis Artikel ini. (Sumber: Igon Nusuki)

Buku I: Pembagian Kerja

Buku pertama menjelaskan pentingnya pembagian kerja dalam meningkatkan produktivitas. Smith menggunakan contoh pabrik peniti untuk menggambarkan bagaimana spesialisasi tugas dapat meningkatkan efisiensi secara dramatis. Sebagai tambahan, pada abad ke-18, banyak pabrik manufaktur di Inggris yang mengadopsi prinsip pembagian kerja ini, yang kemudian terbukti mempercepat revolusi industri. Contoh lainnya adalah perkembangan industri tekstil, di mana penggunaan mesin pemintal dan spesialisasi kerja menghasilkan produksi massal dengan biaya lebih rendah. Konsep ini menjadi dasar dari teori ekonomi produksi dan manajemen modern.

Pembagian kerja juga memiliki implikasi sosial yang mendalam. Dengan spesialisasi, pekerja menjadi sangat terampil dalam tugas tertentu, tetapi sering kali kehilangan pandangan keseluruhan tentang proses produksi. Ini menciptakan apa yang disebut sebagai "alienasi kerja," sebuah isu yang kemudian diangkat oleh filsuf seperti Karl Marx. Meskipun demikian, pada masa Adam Smith, manfaat pembagian kerja jauh lebih ditekankan daripada kekurangannya.

Selain itu, pembagian kerja memberikan fondasi bagi era kapitalisme modern. Dengan meningkatnya produktivitas, biaya produksi menurun, memungkinkan perusahaan untuk bersaing di pasar global. Misalnya, dalam sektor otomotif abad ke-20, konsep pembagian kerja diimplementasikan melalui sistem produksi massal Fordisme, di mana setiap pekerja memiliki tugas spesifik dalam jalur perakitan. Hal ini menunjukkan bagaimana ide Smith terus relevan dan diterapkan hingga era modern.

Dalam konteks globalisasi, pembagian kerja telah berkembang lebih jauh. Rantai pasokan global memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan keunggulan komparatif di berbagai negara. Sebagai contoh, produksi smartphone melibatkan desain di Amerika Serikat, manufaktur di China, dan bahan baku dari Afrika. Meskipun ini menciptakan efisiensi, ketergantungan antarnegara juga menimbulkan tantangan, seperti risiko gangguan rantai pasokan selama pandemi COVID-19.

Buku II: Akumulasi Modal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun