Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Kitab Suci Para Ekonom

8 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 8 Januari 2025   13:19 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Smith menguraikan bagaimana tabungan dan investasi berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Ia menekankan pentingnya modal sebagai faktor yang memungkinkan peningkatan produktivitas dan inovasi.

Dalam pandangan Smith, modal tidak hanya terdiri dari uang, tetapi juga aset produktif seperti mesin, peralatan, dan teknologi. Modal ini memungkinkan pekerja untuk bekerja lebih efisien, menghasilkan lebih banyak barang dan jasa, serta meningkatkan standar hidup masyarakat. Sebagai contoh, di awal Revolusi Industri, investasi dalam mesin-mesin tekstil memungkinkan Inggris menjadi salah satu pusat produksi tekstil dunia. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga menciptakan peluang kerja baru.

Smith juga menyoroti bahwa tabungan adalah sumber utama akumulasi modal. Dengan menyisihkan sebagian pendapatan mereka, individu dan perusahaan dapat menginvestasikan dana ini untuk menciptakan aset produktif. Misalnya, seorang petani yang menyimpan sebagian hasil panennya dapat menggunakannya untuk membeli alat pertanian yang lebih canggih, yang pada akhirnya meningkatkan hasil pertanian. Dalam skala yang lebih besar, tabungan nasional yang tinggi memungkinkan pemerintah atau sektor swasta untuk membangun infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas energi, yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

Namun, Smith juga mengakui bahwa tidak semua investasi memberikan hasil yang sama. Ia memperingatkan tentang risiko alokasi modal yang tidak efisien, seperti spekulasi yang tidak produktif. Sebagai contoh, investasi dalam bentuk spekulasi tanah atau aset-aset yang tidak menghasilkan nilai tambah dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, menurut Smith, penting untuk memastikan bahwa modal dialokasikan ke sektor-sektor yang produktif.

Dalam dunia modern, gagasan Smith tentang akumulasi modal tetap relevan. Negara-negara yang memiliki tingkat tabungan dan investasi yang tinggi, seperti China dan Jerman, sering kali mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Di sisi lain, negara-negara dengan tingkat tabungan rendah cenderung mengalami kesulitan dalam membiayai pembangunan infrastruktur dan mendukung inovasi. Sebagai contoh, di banyak negara berkembang, kekurangan modal menjadi hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, Smith menekankan bahwa investasi dalam modal manusia sama pentingnya dengan investasi dalam modal fisik. Pendidikan dan pelatihan meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebagai contoh, negara-negara seperti Finlandia dan Korea Selatan telah berhasil memanfaatkan investasi besar dalam pendidikan untuk menciptakan tenaga kerja yang sangat terampil dan berdaya saing global. Ini menunjukkan bagaimana gagasan Smith tentang akumulasi modal dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

Namun, ada tantangan yang perlu diatasi dalam proses akumulasi modal. Salah satunya adalah ketimpangan distribusi modal. Dalam banyak kasus, akses terhadap modal sering kali terbatas pada kelompok tertentu dalam masyarakat, sementara kelompok lainnya menghadapi hambatan besar. Ini dapat memperbesar kesenjangan ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, beberapa ekonom modern menyoroti pentingnya menciptakan kebijakan yang mendukung inklusi keuangan, seperti menyediakan kredit mikro bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di negara berkembang.

Selain itu, globalisasi telah mengubah cara modal diakumulasi dan didistribusikan. Investasi lintas negara, seperti penanaman modal asing langsung (FDI), memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di banyak negara berkembang. Sebagai contoh, investasi asing dalam sektor manufaktur di Asia Tenggara telah menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekspor. Namun, ketergantungan pada investasi asing juga memiliki risiko, seperti ketidakstabilan ekonomi akibat arus modal yang mudah berubah.

Dalam konteks ini, pemikiran Smith tentang pentingnya modal sebagai pendorong produktivitas tetap menjadi landasan penting bagi kebijakan ekonomi modern. Untuk memastikan bahwa akumulasi modal benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat luas, perlu ada keseimbangan antara mendorong investasi dan menciptakan regulasi yang mencegah alokasi modal yang tidak efisien atau eksploitatif. Dengan cara ini, gagasan Smith tentang akumulasi modal dapat terus memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Buku III: Perkembangan Ekonomi

Dalam buku ini, Smith menjelaskan bagaimana negara-negara berkembang melalui berbagai tahap ekonomi, dari masyarakat agraris hingga masyarakat komersial. Ia memulai dengan menggambarkan tahap agraris di mana masyarakat bergantung pada hasil tani dan hidup dalam sistem feodal. Sistem ini sangat membatasi mobilitas sosial karena kekayaan dan kekuasaan terpusat pada pemilik tanah. Smith menyoroti bagaimana transisi dari sistem ini ke masyarakat komersial menjadi titik balik penting dalam sejarah ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun