Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Dampak Penghapusan Presidential Threshold 20%?

6 Januari 2025   17:10 Diperbarui: 6 Januari 2025   17:39 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fokus pemilu kini dapat bergeser dari sekadar menang berdasarkan dukungan partai besar menuju diskursus yang lebih mendalam tentang kebijakan publik. Kandidat presiden harus mampu menawarkan solusi konkret untuk berbagai masalah bangsa, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga lingkungan. 

Sebagai contoh, isu perubahan iklim dan transformasi digital yang jarang menjadi fokus dalam pemilu sebelumnya kini dapat menjadi perhatian utama. Demokrasi yang lebih substantif ini tidak hanya meningkatkan kualitas pemilu, tetapi juga membantu masyarakat memahami isu-isu strategis yang memengaruhi kehidupan mereka.

3. Mendorong Reformasi Partai Politik

Dengan hilangnya presidential threshold, partai politik tidak lagi hanya berperan sebagai pengumpul suara, tetapi harus membuktikan kapasitas mereka untuk mencalonkan kandidat yang kompeten. Hal ini mendorong partai-partai untuk memperbaiki struktur internal, meningkatkan kualitas kader, dan membangun platform politik yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat. 

Sebagai contoh, partai-partai kecil kini memiliki insentif untuk memperkuat jaringan mereka di daerah-daerah dan melibatkan lebih banyak masyarakat dalam proses politik.

Kesimpulan

Penghapusan presidential threshold 20% oleh MK merupakan langkah maju yang signifikan dalam memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia. Keputusan ini tidak hanya membuka ruang bagi lebih banyak kandidat untuk bersaing, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan sistem politik secara keseluruhan.

Dengan lebih banyak pilihan, masyarakat memiliki peluang untuk memilih pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili aspirasi mereka. Selain itu, langkah ini juga mendorong persaingan politik yang lebih sehat, mengurangi praktik politik transaksional, dan memperkuat prinsip keadilan dalam demokrasi.

Dalam jangka panjang, penghapusan presidential threshold dapat menjadi momentum penting bagi politik Indonesia untuk bertransformasi menjadi lebih inklusif, adil, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Kini saatnya bagi semua elemen bangsa untuk memanfaatkan peluang ini demi menciptakan Indonesia yang lebih demokratis dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun