Penelitian menunjukkan bahwa orang yang cenderung berpikir positif memiliki risiko lebih rendah terhadap depresi dan kecemasan. Selain itu, mereka cenderung memiliki tekanan darah yang lebih stabil dan sistem imun yang lebih kuat.
2. Produktivitas dan Kreativitas:
  Pola pikir positif membantu seseorang memandang masalah sebagai tantangan yang dapat diatasi. Hal ini mendorong kreativitas dalam mencari solusi dan meningkatkan produktivitas.
3. Kehidupan Sosial yang Lebih Baik:
  Orang dengan pola pikir positif cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat karena mereka lebih mudah memahami sudut pandang orang lain dan menghindari konflik.
Dampak Buruk Positive Thinking
Namun, berpikir positif juga memiliki sisi negatif, terutama jika diterapkan secara berlebihan atau dikenal sebagai "toxic positivity". Ketika seseorang memaksa diri untuk selalu berpikir positif, mereka mungkin mengabaikan emosi negatif yang sehat, menghindari menghadapi masalah secara realistis, dan kehilangan empati terhadap orang lain yang mengalami kesulitan.
Sebagai contoh, seseorang yang menghadapi kehilangan mungkin dipaksa untuk "melihat sisi baiknya" oleh orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat membuat mereka merasa kesepian karena emosi mereka tidak divalidasi. Selain itu, toxic positivity dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak realistis, seperti mengabaikan risiko dalam investasi atau proyek besar.
Negative Thinking
Sebaliknya, berpikir negatif adalah kecenderungan untuk berfokus pada hal-hal buruk dalam situasi tertentu atau selalu mengantisipasi hasil yang tidak menyenangkan. Pola pikir ini sering kali dipicu oleh ketakutan, rasa tidak percaya diri, atau pengalaman traumatis di masa lalu.
Ciri-Ciri Negative Thinking