Dalam dunia bisnis, merger atau penggabungan organisasi bukanlah hal baru. Proses ini sering dilakukan untuk memperkuat posisi di pasar, meningkatkan efisiensi, atau mencapai tujuan strategis tertentu. Namun, penggabungan organisasi bukan hanya soal mengintegrasikan struktur, sistem, atau sumber daya. Salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan identitas baru yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat. Â
Identitas organisasi, seperti halnya identitas individu, adalah elemen penting yang mencerminkan nilai, budaya, dan cara pandang suatu organisasi terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Saat dua atau lebih organisasi bergabung, masing-masing membawa identitas uniknya. Pertanyaannya adalah, bagaimana menciptakan identitas bersama yang kohesif? Â
Mengapa Identitas Organisasi Penting dalam Penggabungan?
Identitas organisasi bukan sekadar logo atau slogan perusahaan. Ia mencakup nilai-nilai yang dipegang teguh, cara kerja, dan persepsi yang dibangun oleh anggota organisasi terhadap diri mereka sendiri. Identitas ini berfungsi sebagai panduan bagi karyawan dalam menjalankan tugas dan menghadapi tantangan. Â
Ketika dua organisasi bergabung, identitas lama sering kali menjadi sumber inersia atau penghambat perubahan. Karyawan cenderung merasa nyaman dengan identitas yang sudah mereka kenal, sehingga sulit menerima identitas baru yang mungkin dirasa asing. Â
Tanpa strategi yang tepat, konflik identitas dapat muncul, menyebabkan penurunan motivasi karyawan, penurunan produktivitas, atau bahkan kegagalan merger itu sendiri. Oleh karena itu, proses penciptaan identitas baru menjadi sangat penting. Â
Langkah-Langkah Menciptakan Identitas Transisi
Proses penciptaan identitas dalam penggabungan organisasi dapat diibaratkan sebagai perjalanan dari masa lalu menuju masa depan. Ada beberapa langkah kunci yang perlu dilakukan untuk memastikan perjalanan ini berhasil: Â
1. Pengakuan Sumber Inersia Â
  Setiap organisasi memiliki tradisi, nilai, dan kebiasaan yang sudah mendarah daging. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi elemen-elemen ini dan memahami mengapa mereka penting bagi anggota organisasi. Dengan mengakui identitas lama, organisasi dapat menunjukkan rasa hormat terhadap sejarah masing-masing pihak. Â