Mohon tunggu...
Igon Nusuki
Igon Nusuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi MD UGM

Saya berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan dampak positif dan berkontribusi pada kemajuan Indonesia melalui aktifitas menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Budaya Politik dan Efeknya pada Kebijakan Publik Indonesia, PPN 12 Persen Bukti Nyata?

19 Desember 2024   06:51 Diperbarui: 20 Desember 2024   02:58 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: "Budaya Politik Indonesia: Mencerminkan Sejarah dan Tantangan Kebijakan Publik" (Sumber: Igon Nusuki))

Oligarki dan Pengaruh Ekonomi

Oligarki, sebagai bentuk kekuasaan yang terkonsentrasi pada kelompok kecil elit ekonomi, juga memengaruhi kebijakan publik di Indonesia. Oligarki sering kali menggunakan pengaruh mereka untuk mengarahkan kebijakan yang menguntungkan kepentingan ekonomi mereka sendiri. Kolstad & Wiig (2015) mengungkapkan bahwa korupsi dan lobi politik menjadi mekanisme utama bagi oligarki untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

Contoh nyata dari pengaruh oligarki adalah kebijakan di sektor energi dan sumber daya alam, di mana regulasi sering kali menguntungkan perusahaan besar dibandingkan dengan masyarakat lokal. Kenaikan PPN, yang memengaruhi harga barang dan jasa, juga mencerminkan bagaimana kebijakan fiskal dapat memperburuk ketimpangan jika tidak diimbangi dengan program kompensasi untuk kelompok rentan.

Pluralisme dan Tantangan Representasi

Sebagai negara yang kaya akan keberagaman etnis, agama, dan budaya, Indonesia menghadapi tantangan dalam memastikan representasi yang adil dalam kebijakan publik. Pluralisme sering kali menciptakan konflik kepentingan, yang menghambat proses pengambilan keputusan. Menurut Slothuus (2016), budaya politik yang terfragmentasi dapat menyebabkan polarisasi dan memperlambat reformasi kebijakan.

Di sisi lain, pluralisme juga memberikan peluang untuk mengembangkan kebijakan yang inklusif, asalkan dikelola dengan baik. Keterlibatan masyarakat sipil dalam perumusan kebijakan menjadi salah satu cara untuk memastikan bahwa kebijakan mencerminkan kebutuhan berbagai kelompok masyarakat. Misalnya, keterlibatan organisasi masyarakat sipil dalam advokasi terhadap kebijakan PPN dapat memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya berdampak pada penerimaan negara, tetapi juga mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat.

Tantangan dalam Mengelola Budaya Politik untuk Kebijakan Publik

Rendahnya Literasi Politik

Rendahnya literasi politik di kalangan masyarakat menghambat partisipasi yang efektif dalam proses politik. Banyak warga yang tidak memahami hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara, sehingga rentan terhadap manipulasi politik. Edukasi politik yang berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kebijakan publik yang berkualitas.

Korupsi dan Politik Transaksional

Korupsi merupakan masalah kronis yang merusak integritas budaya politik Indonesia. Praktik politik transaksional, seperti money politic, menciptakan siklus ketergantungan antara masyarakat dan elit politik. Winters (2016) menyebutkan bahwa politik uang mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, yang pada akhirnya memengaruhi legitimasi kebijakan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun