Sebagian data yang disebutkan itu diperoleh dari catatan Ekspedisi Sisik Naga yang dilakukan oleh gabungan pegiat alam di Purbalingga bekerjasama dengan Kelompok Studi Biologi (KSB) Universitas Atmajaya, Oktober-Desember 2020 lalu. Ekpedisi tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan kawasan hutan alam Purbalingga yang masih tersisa itu.
Selain kaya keanegaragaman hayati, kawasan Pegunungan Sisik Naga juga menjadi  hulu bagi dari  sungai-sungai yang mengalir di Purbalingga. Kemudian, wilayah itu juga merupakan 'water catchment' area yang menjadi penyedia air bersih bagi wilayah Purbalingga.
Jadi, kerusakan kawasan hutan Pegunungan Sisik Naga akan berdampak langsung bagi masyarakat. Fenomena semakin mudahnya kekurangan air bersih di musim kemarau serta banjir dan longsor di musim hujan mewakili hal tersebut. Bukan hanya Owa yang akan punah, manusia juga sengsara jika hutan dibiarkan merana.
Ah, semoga terus terdengar nyanyian riang Owa di Belantara Sisik Naga.
Salam Lestari, Lestari Alamku, Lestari Hutanku, Lestari Indonesiaku.
Gunanto ES I Alumni Fakultas Kehutanan IPB I Ketua Ekspedisi Sisik Naga 2020
Keterangan : Data-data dan foto berasal dari Tim Ekspedisi Sisik Naga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H