Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengembalikan Kejayaan Tembakau Purbalingga

11 Juli 2019   06:39 Diperbarui: 11 Juli 2019   06:57 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, pada peta Belanda terbitan 1944 juga tercatat ada gudang tembakau di Kelurahan Karangsentul yang sekarang menjadi Gudang Bulog, satu gudang di Dusun Planjan, Kecamatan Kalimanah dan tiga gudang di Desa Patemon, Kecamatan Bojongsari.

Hal itu juga diperkuat oleh penelusuran Anita Wiryo Raharjo, blogger pemerhati sejarah Purbalingga. Ia menyebutkan tak hanya Belanda yang mempunyai perusahaan tembakau, konglomerasi Tionghoa juga sudah terjun mengolah daun penghasil nikotin itu. 

Pada buku Cultuur-Adresboek Voor Nedherlandsch-Indie terbitan tahun 1937, tercatat seorang konglomerat bernama Kwee Lie Keng memiliki perkebunan Tembakau  bernama "Gwan Lie Handels en Cultuur" yang didirikan pada 1935.

Thee Tjap Nanas Doea produksi Kwee Lie Keng (Sumber : www.onokuno-kuno.blogspot.com)
Thee Tjap Nanas Doea produksi Kwee Lie Keng (Sumber : www.onokuno-kuno.blogspot.com)

Selain mengolah tembakau, perusahaan Kwee Lie Keng juga memproduksi teh yang cukup terkenal kala itu dengan merek 'Thee Tjap Nanas Doea'. Rumah Kwee Lie Keng sekarang masih berdiri di Jalan Wirasaba (Gang Mayong), sebelah pintu masuk GOR Mahesa Jenar.

Tinggal Kenangan

Namun sayang, jejak kejayaan tembakau di Purbalingga sudah hampir hilang. Peninggalan perusahaan tembakau milik Belanda atau Tionghoa sudah tidak tersisa. 

PT GMIT sendiri sudah berhenti beroperasi pada 1980an dan gedungnya saat ini sudah menjadi pabrik buku mata palsu PT Indokores Sahabat. Keberadaan gudang-gudang tembakau pun tinggal cerita.

Lahan Tembakau di Desa Kutabawa yang Ditanam Tumpangsari dengan Tanaman Sayuran (Foto Dok. Pribadi)
Lahan Tembakau di Desa Kutabawa yang Ditanam Tumpangsari dengan Tanaman Sayuran (Foto Dok. Pribadi)

Petani di Purbalingga pun sudah hampir lupa bahwa dulu mereka pernah membudidayakan tanaman dengan namalatin Nicotiana Tabacum itu. Data dari Dinas Pertanian, tanaman tembakau di Purbalingga hanya tersisa sekitar 12 hektar, sebagian besar di Desa Kutabawa dan Serang, Kecamatan Karangreja. Itupun bukan tanaman utama dan lebih banyak digunakan untuk keperluan sendiri.

"Kami menanam dengan sistem tumpang sari dan hanya setahun sekali di sekitar pematang tanaman sayuran," ujar Fachrudin, Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Kutabawa saat ditemui penulis di rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun