Dengan demikian, lengkingan Elang Jawa masih akan terdengar anak cucu kita. ’Sang Garuda’ masih bisa terus membentangkan sayapnya, terbang bebas di atas langit Indonesia. Seperti dalam bait sajak karya Raden Mas Noto Soeroto yang dibacakan oleh Presiden Soekarno ketika diminta memberikan nama untuk maskapai penerbangan Indonesia.
“Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden” (Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu).
Salam Lestari
Lestari Alamku, Lestari Hutanku, Lestari Indonesiaku
Penulis :
Gunanto Eko Saputro, S.Hut, M.Si (Koordinator Bidang Flora dan Fauna, Tim Ekspedisi Serayu 2015)
Pustaka :
MacKinnon, J. 1993. Panduan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Gajah Mada University Press. Jogjakarta.
Rakhman, Z. 2012. Garuda : Mitos dan Faktanya di Indonesia. Raptor Indonesia. Bogor.