Mohon tunggu...
Aryono Putranto
Aryono Putranto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pembelajar yang tinggal di kota pelajar

(semoga) menjadi penulis yang kritis

Selanjutnya

Tutup

Balap

Hari Keempat Telah Tiba, Paduka

29 November 2019   11:42 Diperbarui: 29 November 2019   12:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balap. Sumber ilustrasi: PEXELS/Pedro Sandrini

Ignatius Aryono Putranto

Dosen Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Email: aryono_16@yahoo.com

"You only lose when you stop fighting" -- Jorge Lorenzo

Valencia, 14 November 2019. Di suatu ruangan yang dipenuhi banyak orang, para kuli laptop, dan juga para pebalap yang seakan menanti peristiwa yang akan tercatat dalam sejarah. Peristiwa yang mengagetkan banyak pihak meski sampai sekarang orang masih bertanya dalam hati: "apa yang melatarbelakangi ini semua?" Semua orang sudah berkumpul, dan muncullah sosok yang dinanti-nantikan. Seorang legenda baru MotoGP, juara dunia lima kali di kejuaraan dunia.

Jorge Lorenzo Guerrero, pebalap kawakan kelahiran Spanyol, di usia yang belum tergolong tua, 32 tahun, mengumumkan bahwa musim kompetisi 2019 adalah musim terakhir balapan yang ia jalani. Ya, pada saat itu Jorge 'Sang Paduka' telah memasuki salah satu hari terakhir dari empat hari yang krusial sebagai pebalap.

Hal ini tercermin dari kutipan pernyataan yang dia keluarkan dalam jumpa pers tersebut sebagaimana dikutip dari www.mcnews.com.au: "I always thought there are four significant days in the career of a rider. Your first race, your first win, your first Championship and then the day you retire." Memang apa yang dilakukan oleh Lorenzo pada konferensi pers saat itu sangatlah bertentangan dengan kuot yang terdapat di awal tulisan ini.

Jorge Lorenzo memang dikenal sebagai pebalap yang pantang menyerah dan pantang untuk kalah. Momen yang masih sangat lekat di ingatan kita tentang semangat dari Lorenzo ini adalah ketika dia seperti menjalani masa-masa kelam pada saat periode awalnya bergabung dengan tim yang berasal dari kota Bologna, Italia. Jorge Lorenzo merapat ke Ducati pada tahun 2017 dengan status juara dunia MotoGP yang terakhir dia peroleh tahun 2015.

Ekspektasi tinggi ada di pundak Lorenzo, terutama untuk membawa Ducati meraih gelar juara dunia kembali setelah gelar yang mereka raih terakhir pada tahun 2007 di era 'The Kurri-kurri Boy', Casey Stoner. Ducati memang sempat dihantui mimpi buruk karena ketika mereka merekrut sang legenda hidup Valentino Rossi, ternyata gelar juara dunia juga tak kunjung hadir di Bologna.

Mimpi buruk itu nyaris terulang. Lorenzo ternyata mengalami adaptasi yang sulit di musim pertamanya dengan Ducati, bahkan tidak mampu memenangi satu seripun pada musim MotoGP 2017. Apakah Lorenzo mengibarkan bendera putih? Tidak. Di tahun keduanya dengan Ducati, dan di tengah kabar bahwa kontraknya tidak diperpanjang, Lorenzo justru mampu meraih tiga kali juara seri bersama Ducati pada tahun 2018. 

Paduka telah kembali. Jorge Lorenzo yang dikenal garang di lintasan kembali menunjukkan tajinya. Sayangnya, semuanya telah terlambat. Ducati memutuskan tidak lagi memperpanjang kontraknya.

Sekali lagi, pada kondisi ini, Jorge Lorenzo tidak menyerah. Meski belum jelas tim mana yang akan ia bela, usaha terbaik tetap ditunjukkannya. Pada akhirnya, perjuangan Lorenzo tidak sia-sia. Tim Repsol Honda mengumumkan akhir karir 'the Little Spaniard', Dani Pedrosa. Berarti, posisi kursi di Repsol Honda kosong satu dan memang Lorenzo-lah yang mengisi kekosongan tersebut.

Bergabung di tim yang telah melahirkan banyak juara dunia (Mick Doohan, Alex Criville, Valentino Rossi, almarhum Nicky Hayden, hingga Casey Stoner) dan berpasangan dengan juara dunia muda nan fenomenal, Marc Marquez, membuat sebagian besar pengamat MotoGP memprediksikan bahwa Jorge Lorenzo akan mampu meraih gelar juara dunia kembali.

Ternyata, realita memang tak seindah mimpi dan harapan meskipun Richard Sanderson dalam lagunya yang berjudul Reality mengatakan bahwa dreams are my reality, the only kind of real fantasy. Lorenzo tidak bisa mengakui bahwa yang dia jalani bersama tim Repsol Honda berjalan seperti impian banyak orang (dan mungkin impian dirinya sendiri).

Lorenzo mengalami kecelakaan fatal di Barcelona dan di Assen pada tahun 2019 yang membuat dirinya harus absen lama. Kecelakaan ini juga membuat 'Sang Paduka' tidak mampu lagi mengembalikan performa garangnya di atas motor RC213V. Bahkan, pada musim perdananya dengan Repsol Honda, posisi finis terbaiknya hanyalah posisi 11.

Persaingan di belakanglah yang justru sering dia alami. Maka, karena pencapaiannya sangat tidak memuaskan, dan cedera tersebut telah merenggut keganasan Lorenzo di sirkuit, pada akhirnya Jorge Lorenzo memutuskan bahwa hari keempatnya telah tiba. Musim perdana dan sekaligus terakhir Paduka bersama tim Repsol Honda tak terelakkan lagi.

Happy retirement, Champ.. Vamos, Jorge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun