![Alat pengukur dimensi kertas (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/05/wp-20160602-141-57545a53937e6107154f5a8a.jpg?t=o&v=555)
![Salah seorang petugas menunjukkan cara kerja alat pengukur dimensi kertas (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/06/wp-20160602-142-57545aa91bafbdad14ff1cf3.jpg?t=o&v=555)
Kertas yang terlipat, terkoyak, atau mengalami cacat produksi lain segera dipisahkan. Selanjutnya, kertas tak lolos QC ini ditumpuk untuk kemudian akan diolah lagi menjadi bubur kertas. Demikian seterusnya.
![Para pekerja dengan cermat dan cekatan melakukan proses Quality Control (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/06/wp-20160602-148-57545aefd493738a048b458d.jpg?t=o&v=555)
![Mesin canggih ini dapat mendeteksi kemasan yang cacat produksi (koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/06/wp-20160602-146-57545b30d493735e048b4585.jpg?t=o&v=555)
Jumlah karyawan di unit cutting ini sendiri 188 orang. Sementara total karyawan seluruh unit pabrik mencapai 9800 orang dengan komposisi 80% merupakan pekerja lokal. Ini adalah bukti bahwa keberadaan IKPP Perawang dapat memberdayakan warga lokal.
Data terakhir menunjukkan, industri pulp Indonesia menduduki peringkat 9, sedangkan industri kertas kita meraih ranking 6 dunia. Khusus di Asia, industri pulp dan kertas nasional menempati peringkat ke-3. Setelah kunjungan ke pabrik IKPP Perawang, saya optimis bahwa di tahun-tahun yang akan datang kita masih akan menjadi pemain utama dalam industri kertas global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI