Saya pribadi, sebagai wanita yang berada diposisi ini hanya cukup fokus dan berdoa. Kalau tidak, nyawa taruhannya, karena dengan keadaan seperti ini sewaktu-waktu bisa saja tergelincir lalu mengenai batu. Sangat hal yang tidak diharapkan.
Ini yang disebut pekerjaan saja mempunyai risiko, begitu pula dengan hobi.
Oiyaaaa, tidak ada yang berani berenang di curug kedua ini. Karena arusnya begitu deras bahkan bahaya, jangan nekat ya kalau nyawa tidak ingin melayang!
Kalau ditanya soal lelah, saya akan bilang iya. Kedinginan, iya. Luka-luka kecil dibagian kaki dan tanganpun, iya. Curug ketiga ini benar benar menguras nyali dan tenaga. Estimasi dari kemah ke curug ketiga ini 4jam dibarengin dengan istirahat ya.
Kenapa selama itu? Iya, itu yang spesial. Kita cuma explore curug tapi bisa selama itu, mulai dari jarak curug ke curug yang jauh belum lagi medan yang sangat terjal dan licin diperlukan kehati-hatian.
Curug curug ini menyambut saya dan teman-teman dengan keindahan yang luar biasa. Yang biasanya kami hanya melihat hiruk pikuknya Jakarta dengan kemacetan dan polusi, kini kita melihat hehijauan dan jernihnya air didepan mata. Sangat menakjubkan! Tidak menyangka kami semua bisa melakukan kegiatan yang ekstrim ini.
Setelah sudah mengabadikan moment, kembali datang rasa haus dan lapar. Sekarang mie dan teh yang bertugas memanjakan perut kami dalam perjalanan ini.
Canda tawa dan keluh kesah didalam hutan dengan latar belakang curug indah, membuat perjalanan kita menjadi sempurna.