Idola merupakan sosok yang menjadi pujaan. Semua unsur dalam diri idola tidak lepas dari pengamatan. Gaya, tingkah laku, bahkan perilaku luar biasa yang idola lakukan akan menjadi perbincangan yang menarik bagi anak.
Syukurlah jika buah hati Anda saat ditaya siapa idolanya dan jawabannya adalah "idolaku ayah dan bunda (papa dan mama)" atau diantaranya, saya ikut merasa senang. Â Kecenderungan anak-anak zaman sekarang idolanya adalah tokoh super hero yang mampu menjadi penolong.
Menjadi orang tua idola merupakan dambaan terlebih di zaman sekarang. Banyak hal yang diperjuangkan untuk menjadi idola. Kebutuhan dan waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga. Lalu apa saja yang perlu dilakukan orang tua agar menjadi idola bagi si buah hati.
Waktu
Mau tidak mau, kehadiran orang tua disamping anak adalah modal dasar agar orang tua dikenal dekat. Orang tua perlu mampu mengatur waktu disela kesibukannya. Meluangkan waktu untuk bersama. Berbincang, belajar, bercengkrama, dan bermain bersama. Jika waktu ini sudah mampu dipenuhi dengan cukup maka hal lain tinggal mengikuti. Tidak perlu banyak waktu, cukup sebuah perjumpaan yang berkualiatas, akrab dan penuh sayang. Perjumpaan yang  berkesan antara anak dan orang tua.
KomunikasiÂ
Jangan merasa sungkan dan enggan untuk menanyaakan perasaan anak. Banyaklah mendengarkan dengan antusias, menatap dengan penuh asih. Kurangi kalimat instruksi, agar komunikasi lebih hangat. Kadang, sudah waktu sangat terbatas, yang keluar dari ucapan adalah membombardir dengan instruksi dan berbagai saran. Cobalah untuk mendengar celoteh anak. Ada banyak yang digali dan bertanyalah bagaimana perasaan yang dialami.
Ingat bahwa komunikasi pada prinsipnya dialog dua arah yang pada akhirnya mengharpakan sebuah fedback. Perubahan sikap sangat menetukan baik dan buruknya komunikasi. Menjadi semakin senang, semakin bahagia, dan semakin termotivasi adalah yang diharapkan.
Selami dunia anak
Menarik perhatin anak dengan ikut melakukan kegiatan yang anak sukai. Bagaimana bisa menjadi idola jika tidak bisa menjadi pusat perhatian. Bukan perbuatan heroik yang muluk-muluk namun lakukan perbuatan suderhana yang disenangi anak. Bermain petak umpet bersama, bermain kelereng, bermain game online, menonton youtube, bahkan bermain tik-tok bareng. Jadilah sahabat yang baik bagi anak.
Jangan sungkan dikatakan seperti anak kecil, karena mereka mau ayah bundanya bermain bersama. Berikan sentuhan-sentuhan nilai moral dalam kesempatan bermain bersama. Sehingga anak tidak merasa dikhotbahi. Nuansa yang dirasakan adalah senang dan bahagia. Sambil menyelam minum air.
Teman curhatÂ
Tidak semua orang tua menjadi teman curhat anak-anaknya. Anak lebih suka curhat di sosial media. Karena lebih nyaman dan tidak diberi komentar yang bernada menggurui. Suasana nyaman bersama orang tua dan menjadi sosok yang bisa dipercaya.
Tanpa banyak komentar namun tetap antusias mendengarkan. Kadang memberikan komentar dan memberi dukungan posotif. Kadang menjadi orang tua juga perlu peka dengan situasi kebatinan anak. Gelagat ketidakberesan bisa nampak lewat raut muka, gaya bicara, dan tingkah lakunya. Mejadi sahabat yang siap hadir diwaktu yang tepat.
            RefleksiÂ
      Menjadi sosok idola zaman sekarang membutuhkan perjuangan. Sudahkan kita sebagai orang tua hadir dalam dunia anak dengan membawa keceriaan. Apakah kita juga sadar apa yang kita ucapaka menjadikan anak kerasan dan nyaman atau sebaliknaya. Jangan sampai kita diperbudak waktu sehingga mengorbankan masa tumbuh kembang anak tanpa kehadiran kita sebagai orng tua.
             Niat
Menjadi orang tua yang dirindukan kehadirannya adalah niatku. Walau sesibuk apapaun aku sebagai orang tua mau meluangkan waktu untuk anak. Sebagai orang tua makin paham bahwa kehadiran membawa pengaruh besar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H