Selain pesan kak Ayu yang bikin aku semangat ikut OCA, ada chat dari kak Jennie yang tiba-tiba meminta tolong aku untuk menjadi pembaca doa di kelas "Melihat Indonesia dari Mata, Hati dan Pikiran". Kelas yang sangat ditunggu-tunggu karena bakalan ada dialog damai antar agama.
Speechels senang banget, dari ratusan peserta aku yang dipilih. Katanya kak Jennie alasan dipilihnya aku karena  selama kelas berlangsung 2 hari kelihatan bersemangat belajarnya.
Langsung aku membuat script doa, aku susun seapik mungkin konten apa saja yang aku sampaikan. Sebelum acara juga latihan dengan merekam video sendiri. Â
Bagiku membaca doa itu tidak sekedar membacakannya namun  butuh penghayatan supaya doa yang terlantun menjadi penyemangat dan harapan untuk memulai kegiatan lebih baik. Sekaligus sebagai keseriusan kita kepada Tuhan untuk meminta kelancaran acara.
Inilah cuplikan seuntai doa yang aku persembahkan di malam yang penuh kedamaian itu.
"...Ya Allah, Ya Wahid, Sang Maha satu dan yang Maha mempersatukan berikanlah cahayamu untuk mata, hati dan pikiran kami sehingga kami bisa saling empati  di tengah perbedaan yang ada  dan bersatu padu menerbakan kebajikan, benih kedamaian dengan torehan karya yang bermanfaat bagi bangsa, agama dan negara.
Ya Allah yang Alim, Sang Maha Kaya atas segala ilmu pengetahuan. Ya rabb, jernihkanlah pikiran kami, damaikanlah jiwa kami, dan bimbinglah langkah kaki kami selama belajar di OCA dengan tema  malam ini "Melihat Indonesia  Dari Mata, Hati dan Pikiran". Semoga kami bisa memetik hikmah mutiara hidup bertoleransi untuk saling #BerbedaBersama berbeda lewat karya, bersama menjaga bangsa demi mewujudkan keadilan, kedamaian dan kepedulian sesama di muka bumi ini."
Setelah selesai doa dipanjatkan. Kini tibalah materi "Empati" oleh ustad Irfan Amalee. Tidak banyak materi, teori seputar empati. Yang ada hanyalah satu video menguncangkan rasa empati yang terkadang selalu tersembunyi di lubuk hati.
 Ya video ini menceritakan tentang virus kebaikan yang tidak memandang ras, suku dan agama. Ceritanya ada seorang bapak pekerja bangunan melihat remaja jatuh dari sekuternya, kemudian bapak itu menolongnya. Terus si anak itu berjalan dan melihat nenek yang kewalahan membawa banyak belanjaan, akhirnya si remaja itu membantu membawa belanjaanya.