Mohon tunggu...
Iftitah Rahmawati
Iftitah Rahmawati Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, penulis puisi di IG dan penulis buku puisi BUBUK (Bumbu-Bumbu Kehidupan)

Berusaha menjadi manusia pembalajar yang tak pernah lelah untuk terus belajar untuk menyebarkan kebermanfaatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Mendamaikan ala Sang Juru Damai "JK"

20 Desember 2020   09:00 Diperbarui: 20 Desember 2020   09:07 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Walau begitu, JK tetap berusaha mengajak mereka untuk berdamai. Ketika  di Jakarta, JK bertemu tanpa pengawalan dengan 6 orang berjubah dari pihak LJ.  Dua diantaranya menyelipkan 2 sebilah pedang panjang di belakang punggung mereka.

(Sumber dialog gabungan dari penjelasan Hamid Awaludin saat diwawancarai oleh Najwa Shihab di Mata Najwa dan detik news)

Dalam pertemuan itu JK meminta kepada LJ "Saudara-saudara saya mau mendamaikan, saya capek sekali". Sedangkan LJ merespon, "perdamaian tidak selesai hanya di meja perundingan". JK pun menangkas dengan argumentasi "Persoalannya sangat sederhana. Anda yang tidak membuat sederhana. Apakah kalau mendamaikan orang bukan ibadah? Bung, mendamaikan orang itu amat mulia di depan Tuhan. Kalau Anda mau mendamaikan orang-orang Islam, maka yang mesti dilakukan adalah mempelopori perdamaian. Bukan mencari-cari alasan".

LJ tetap saja beralasan "Pak JK damai itu gampang tapi bapak harus mengerti apresiasi Islam". Tiba-tiba JK menggebrak meja, "Jangan coba-coba ceramahi saya tentang Islam ya, berapa anak yatim kau beri makan, berapa masjid kau bangun. Begini aja deh kalau kamu tidak mau damai enggak apa-apa. Kamu mau ikut damai atau tidak saya mau damaikan Ambon. Dan kalau kau tidak ikut, saya akan umumkan dunia ini bahwa kalian tidak mau damai. Terima kasih ya" menutup dengan senyuman ramah.

Pertemuan yang berakhir alot, tak disangka-sangka saat menjelang subuh, pihak LJ akhirnya mau ikut damai.

Cahaya Damai itu datang
Ikhtiar JK akhirnya membuahkan hasil. Pihak-pihak yang berseteru disatukan dalam meja perundingan di Malino daerah yang dingin yang berhasil mencairkan hati yang beku selama bertahun lamanya.

JK pun memberikan pilihan-pilihan yang bebas mereka pilih. "Pilihan Anda semua hanya tiga: 1) Berperang terus hingga semuanya musnah. Kalau ini pilihan Anda, saya akan drop senjata dan peluru untuk kalian semua, agar cepat saling membinasakan. 2) Anda akan berhadapan dengan pasukan pemerintah. Saya akan mendrop tentara hari ini juga. Anda pasti akan kalah berdua sebab mereka profesional 3) Anda menghentikan konflik dan duduk bicara demi perdamaian. Terserah Anda", tegas JK dikutip dari buku "Solusi JK, Logis, Spontan, Tegas dan Jenaka".

Tak disangka pihak yang berseteru akhirnya memilih jalan damai dengan menandatangani perjanjian Malino 1 (Poso), 2 (Ambon).

Berkat perjanjian Malino itulah anak-anak Ambon, Poso tak lagi merasakan ketakutan, penderitaan. Mereka bisa leluasa bersekolah dengan tenang demi meraih cita-cita setinggi langit untuk memajukan Indonesia tercinta.

Sejarah perdamaian bukanlah sebuah pajangan yang hanya dielu-elukan. Begitupun dengan karya Sang Juru Damai "JK" bukanya hanya  di apresiasi saja. Sudah saatnya kita anak muda menyalakan seni perdamaian "BERDIRI" untuk menjunjung Indonesia yang damai dan sejahtera.

Ingat pesan JK, "Karena kemajemukannya, Indonesia sangat rentan dengan potensi-potensi konflik. Karena itu, bangsa ini memerlukan pribadi-pribadi yang dapat menjadi agen atau juru damai".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun