Mohon tunggu...
KKN 459 UNEJ
KKN 459 UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN Kelompok 459 Universitas Jember di Desa Bedayu Talang, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UMD 459 UNEJ Mengajak Masyarakat Desa Bedayutalang Memanfaatkan Limbah Organik Menjadi POC

21 Agustus 2022   21:04 Diperbarui: 22 Agustus 2022   09:24 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Penulis

Mahasiswa KKN UMD 459 Universitas Jember menyelenggarakan program penyuluhan sanitasi "Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik" pada hari kamis (18/08/22) yang bertempat di Balai Desa Bedayutalang, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Penyuluhan tersebut dihadiri oleh kepala dusun, sahabat PKK, ibu bidan dan perwakilan dari Puskesmas Senduro.

Program penyuluhan ini dilatarbelakangi karena Desa Bedayutalang tidak memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sehingga pengelolaan sampah tidak dikelola dengan baik. Sampah anorganik seperti plastik dan sampah organik seperti sisa sayuran dibuang dan dikumpulkan menjadi satu. 

Hal tersebut dapat mengakibatkan penumpukan sampah dan penyakit bagi manusia serta lingkungan sekitar.

Kurangnya pemahaman masyarakat Desa Bedayutalang mengenai pengolahan limbah organik menjadi pupuk membuat limbah rumah tangga menumpuk akibatnya menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kami untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No.2/Pert./HK.060/2/2006, yang dimaksud dengan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau hewan yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan -- bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. 

Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair adalah cairan EM4, batang atau kulit pisang, sabut kelapa, glukosa (gula pasir, gula merah atau tetes tebu), limbah dapur (sisa sayuran atau buah), dedaunan atau ranting kering, dan air bersih. 

Alat yang digunakan yaitu ember atau drum air, tutup ember, pengaduk, pisau dan karet atau tali. Alat yang digunakan usahakan terbuat dari kayu atau plastik agar pupuk tidak terkontaminasi benda asing dan dapat mengurangi kualitas pupuk. Proses pembuatan pupuk organik cair berasal dari limbah rumah tangga dengan menggunakan proses fermentasi.

Sumber : Dokumen Penulis
Sumber : Dokumen Penulis

Program penyuluhan pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan praktek secara langsung. Proses pembuatan pupuk organik cair sebagai berikut:

  • Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
  • Masukkan batang atau kulit pisang yang sudah dicacah, limbah dapur yang sudah dicacah dan dedaunan kering
  • Masukkan air ke dalam ember atau drum air sekitar 90% dari volume ember
  • Masukkan sabut kelapa kering yang sudah pernah direndam
  • Masukkan cairan EM4 dan glukosa (gula pasir, gula merah atau tetes tebu)
  • Perbandingan EM4, glukosa dan air adalah 1:1:50
  • Aduk campuran hingga merata
  • Tutup ember atau drum air dan di fermentasi selama 14 hari atau 2 minggu
  • Aduk setiap 2 hari sekali agar fermentasi berjalan dengan baik.

Proses tersebut menggunakan proses fermentasi yang dapat dipercepat dengan penambahan bioaktivator berupa mikroorganisme yang terdapat dalam EM4. Konsentrasi gula pada larutan pupuk organik cair mempengaruhi aktivitas mikroorganisme, hal ini disebabkan karena gula merupakan substrat yang dapat dicerna dan digunakan dalam pertumbuhan mikroorganisme. 

Penambahan batang pisang dan sabut kelapa digunakan untuk menambah unsur hara pada pupuk. Keberhasilan dalam pembuatan pupuk organik cair ditandai dengan munculnya lapisan putih pada permukaan larutan, memiliki bau yang khas, dan warna kecoklatan. 

Selanjutnya dipaparkan cara pemakaian pupuk organik cair  yang baik dan prakteknya. Pemakaian pupuk organik cair memerlukan air sebagai bahan pencampurnya. Pencampuran pupuk organik cair dengan air menggunakan perbandingan 1:10 (Misalnya: 1 liter POC dicampur dengan 10 liter air), setelah dicampur kemudian diaduk secara merata. 

Pupuk organik cair ini dapat digunakan dengan cara menyiram secara langsung pada sekitar batang tanaman atau dengan cara mencampur tanah dengan pupuk organik cair terlebih dahulu lalu ditanami tanaman.

Sumber : Dokumen Penulis
Sumber : Dokumen Penulis

Program penyuluhan pupuk organik cair kepada masyarakat Desa Bedayutalang bertujuan untuk mengurangi penumpukan limbah organik, memberdayakan masyarakat Desa Bedayutalang agar mampu mengolah limbah organik menjadi pupuk, menambah pengetahuan masyarakat  Desa Bedayutalang mengenai pembuatan pupuk organik cair, serta agar masyarakat Desa Bedayutalang lebih memilih menggunakan pupuk alami dibandingkan pupuk kimia yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun