Proses tersebut menggunakan proses fermentasi yang dapat dipercepat dengan penambahan bioaktivator berupa mikroorganisme yang terdapat dalam EM4. Konsentrasi gula pada larutan pupuk organik cair mempengaruhi aktivitas mikroorganisme, hal ini disebabkan karena gula merupakan substrat yang dapat dicerna dan digunakan dalam pertumbuhan mikroorganisme.Â
Penambahan batang pisang dan sabut kelapa digunakan untuk menambah unsur hara pada pupuk. Keberhasilan dalam pembuatan pupuk organik cair ditandai dengan munculnya lapisan putih pada permukaan larutan, memiliki bau yang khas, dan warna kecoklatan.Â
Selanjutnya dipaparkan cara pemakaian pupuk organik cair  yang baik dan prakteknya. Pemakaian pupuk organik cair memerlukan air sebagai bahan pencampurnya. Pencampuran pupuk organik cair dengan air menggunakan perbandingan 1:10 (Misalnya: 1 liter POC dicampur dengan 10 liter air), setelah dicampur kemudian diaduk secara merata.Â
Pupuk organik cair ini dapat digunakan dengan cara menyiram secara langsung pada sekitar batang tanaman atau dengan cara mencampur tanah dengan pupuk organik cair terlebih dahulu lalu ditanami tanaman.
Program penyuluhan pupuk organik cair kepada masyarakat Desa Bedayutalang bertujuan untuk mengurangi penumpukan limbah organik, memberdayakan masyarakat Desa Bedayutalang agar mampu mengolah limbah organik menjadi pupuk, menambah pengetahuan masyarakat  Desa Bedayutalang mengenai pembuatan pupuk organik cair, serta agar masyarakat Desa Bedayutalang lebih memilih menggunakan pupuk alami dibandingkan pupuk kimia yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H