Berbagai kalangan masyarakat telah mencoba bisnis manik-manik dengan kisah yang berbeda-beda. Rata-rata dari mereka awalnya hanya mencoba, namun ternyata peminat manik-manik semakin banyak. Bisnis ini juga menghasilkan keuntungan yang luar biasa dengan modal yang relatif terjangkau.
Meskipun begitu, Evi, Aily dan Fitri memiliki keluhan yang sama dengan bisnis ini. Semua bisnis pasti memiliki sisi menyenangkan dan sisi tidak menyenangkan. Pada bisnis manik-manik, selain kesabaran juga mereka harus merasakan rasa pegal bahkan perih pada tangan maupun punggung, saat sedang merangkai manik-manik. Hal tersebut telah mereka sadari menjadi resiko untuk menjalani bisnis ini.
Berdasarkan beberapa pengalaman masyarakat yang berbisnis manik-manik, dapat diketahui bahwa untuk memulai sebuah bisnis tidak diperlukan modal yang besar. Keuntungan atau kerugian tergantung cara seseorang dalam mengolah sebuah bisnis. Bisnis manik-manik membutuhkan kreativitas dalam membuat model gelang, cincin atau tas manik-manik. Kreativitas tersebut akan membedakan bisnis ini dengan bisnis yang lain.
Selain itu, timing yang pas menjadi salah satu hal yang dapat membuat orang-orang tertarik dengan bisnis manik-manik. Bisnis ini dibuat dengan timing yang pas, yaitu saat manik-manik sedang tren atau viral dikalangan masyarakat. Oleh sebab itu, saat gelang ataupun cincin manik-manik dibuat, masyarakat menjadi tertarik untuk membeli produk kerajinan satu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H