"Pa, tiga hari lagi mau lebaran loh," kata istriku pada saat sedang di dalam mobil menuju pusat perbelanjaan di Kota Balikpapan.
"Jangan lupa nanti belikan bekal sembako dan daging untuk diberikan ke Kai Usman...kasihan mereka mau lebaran mungkin gak punya uang untuk belanja lebaran," sambungnya lagi
"Oiya...ya...hampir saja aku lupa...untung diingatkan," jawabku
Memang seperti biasa setiap tahunnya kami selalu memberikan bantuan kepada keluarga Kai Usman yang tinggalnya tidak jauh dari rumah kami di sebuah komplek perumahan.
Kami memanggilnya Kai untuk panggilan seorang kakek di Kalimantan walaupun beliau sendiri sebenarnya seorang perantau yang berasal dari Bukit Tinggi Sumatera Barat dan istrinya berasal dari Bugis Makassar. Tapi karena sudah cukup lama tinggal di Balikpapan sehingga semua orang memanggilnya dengan panggilan Kai.
Umurnya sudah hampir menginjak 70 tahunan demikian juga istrinya sudah berumur sekitar 65 tahunan. Jadi boleh dibilang mereka sudah memasuki usia lanjut.
Dulunya Kai Usman bekerja sebagai seorang ABK di bagian mekanik mesin di kapal barang dan terakhir di sebuah kapal pengangkut batubara.Â
Menurut ceritanya, beliau sudah pernah melanglang buana ke berbagai mancanegara. Itu cerita masa lalunya yang sering ia ceritakan kepada kami pada saat mengobrol dengannya. Tapi sejak 10 tahun terakhir ini beliau tidak lagi bekerja, selain dikarenakan faktor usia yang sudah menua juga faktor kesehatan yang sudah mulai menurun.
Sebenarnya Kai Usman memiliki tiga orang anak, dua anak perempuan yang saat ini belum menikah dan tinggal bersamanya tetapi juga tidak memiliki pekerjaan tetap dan seorang lagi anak laki-laki yang bekerja sebagai buruh pabrik di daerah Purwakarta Jawa Barat. Dan si anak laki-laki tersebut tidak pernah pulang ke rumah orang tuanya semenjak merantau ke pulau Jawa.
Kehidupan Kai Usman sekeluarga boleh dibilang cukup susah karena tidak memiliki penghasilan yang memadai.Â