Bahkan pada malam harinya ada informasi jika warga di kampung sebelah akan menyerang komplek perumahan untuk menjarah harta benda kami. Semua tampak tegang dan masing-masing diperintahkan untuk mempersenjatai diri untuk menahan serangan dari kampung sebelah. Ada yang membawa kayu, golok, samurai, tongkat besi dan banyak lagi senjata lainnya, kondisi seperti sudah siap untuk berlaga di medan perang. Hidup atau mati! Hanya itu pilihannya.
Toko-toko di sepanjang jalan menuju ke arah komplek rumah tinggal kami oleh kelompok penjarah dipaksa untuk dibuka dan dijarah oleh mereka. Beruntungnya mereka tidak masuk ke dalam komplek perumahan kami. Semua warga perumahan terus berjaga sepanjang malam hingga pagi tanpa ada waktu untuk memejamkan mata sedikitpun.
Keesokan harinya aku penasaran untuk melihat kondisi toko kami. Aku dan istri pergi naik sepeda motor ke toko, sementara anak-anak dititipkan kepada saudara kami yang tinggal bersebelahan.
Cukup syok juga melihat kondisi ruko kami, juga ruko-ruko yang ada di sepanjang komplek pertokoan tersebut. Semua hancur terbakar tak terkecuali beberapa rongsokan mobil dan motor bekas terbakar berserakan di depan bangunan ruko tersebut.
Masih terasa mencekam walaupun sudah banyak terlihat para pemilik toko berada di sana melihat kondisi tokonya sambil bercerita mengenai kondisi kemarin sewaktu terjadi penjarahan dan pembakaran.
"Mula pertama kalinya ada mobil truk yang membawa orang-orang yang berambut cepak. Kemudian mereka turun membongkar paksa pintu-pintu ruko dengan linggis dan menyuruh orang-orang untuk menjarahnya. Setelah dijarah baru kemudian mereka bakar dengan bensin terus setelah itu mereka pergi lagi." Cerita orang-orang yang berada di situ.
"Yang punya toko pakaian keliatan agak stress sekarang karena mereka melihat langsung tokonya dijarah dan dibakar. Kemarin mereka berteriak-teriak sambil menangis memohon agar tidak dijarah dan tidak dibakar tokonya tapi ternyata kemudian dibakar juga."
"Engkoh dan Encik yang punya toko beras dan toko elektronik itu juga belum sempat keluar dari toko sewaktu penjarahan. Mereka masih ada di dalam kemudian disuruh keluar, kalau tidak cepat keluar mungkin bisa ikutan terbakar di dalam," yang lainnya ikut menimpali.
"Motor punya karyawan bank BCA dan karyawan Indomaret juga ikut dibakar."
"Itu mobil yang punya bengkel di sebelah. Mungkin punya orang lain yang sedang memperbaiki mobilnya di situ," sambil menunjuk ke arah bengkel mobil yang terbakar.
Begitulah cerita-cerita beberapa orang yang ada di situ menjelaskan mengenai situasi kemarin sewaktu terjadinya kerusuhan. Untungnya kami tidak berada di toko pada saat kejadian penjarahan dan pembakaran terjadi. Jika ada di dalam toko tidak terbayangkan betapa paniknya kami. Bahkan katanya ada salah seorang karyawan toko di sebelah kami yang terjun dari lantai dua di belakang rukonya yang menyebabkan hingga kakinya patah karena saking paniknya.