Secara geografis, Ibu Kota Negara Nusantara terletak di titik pusat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya jika ditarik garis lurus dari titik paling barat ke timur Indonesia demikian juga dari titik paling utara ke selatan Indonesia, maka Ibu Kota Negara Nusantara ini tepat berada di poros tengahnya. Sehingga diharapkan ke depannya tidak ada timbul rasa kecemburuan sosial khususnya di bidang pembangunan infrastruktur antara Indonesia Barat, Tengah maupun Indonesia Timur.
Istilah "Jawasentris" yang dulunya lebih mengutamakan pembangunan di pulau Jawa secara perlahan nantinya akan mulai tersebar ke pulau-pulau lainnya menuju "Indonesiasentris".Â
Demikian juga untuk pembangunan sumber daya manusia dan pengembangan wilayah serta penciptaan kesempatan kerja juga bisa dinikmati di pulau-pulau lainnya.Â
Selama puluhan tahun memang kurang mendapat perhatian dari pemerintahan pusat sehingga berpotensi menciptakan ketimpangan yang cukup jauh antara pembangunan di pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.
Alasan lain adalah karena kondisi ibu kota Jakarta saat ini sudah terlalu berat menahan beban dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Sementara wilayah pemukiman yang semakin hari semakin sempit sehingga banyak menimbulkan berbagai masalah mulai dari kemacetan lalu lintas, bencana alam seperti banjir, dan permasalahan sosial lainnya.Â
Tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah penyanggah ibu kota seperti kota Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang dan sekitarnya juga mengalami permasalahan yang hampir sama seperti yang dialami oleh DKI Jakarta.
Jadi sudah sepantasnyalah jika saat ini Ibu Kota Negara perlu dipindahkan untuk mengurangi beban ibu kota Jakarta saat ini. Juga diharapkan adanya pemerataan pembangunan wilayah Indonesia secara keseluruhan. Apalagi untuk meraih cita-cita "Indonesia Emas" di tahun 2045 seperti yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, maka sangat tepat kiranya jika saat ini pemerintahan melakukan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran termasuk pembangunan Ibu Kota Negara Baru.
Selain itu mitigasi bencana terhadap gempa bumi, letusan gunung berapi hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung dan lain-lain juga menjadi pertimbangan untuk pemindahan sebuah Ibu Kota Negara.Â
Pulau Kalimantan yang berada tepat di tengah-tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak dilewati oleh jalur gempa dan gunung berapi sehingga lebih kecil potensi bahaya akibat bencana alamnya jika dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya.
Desain Ibu Kota Negara Baru sudah diumumkan oleh pemerintah dan juga sudah dipublikasi secara luas dengan mengusung konsep "Nagara Rimba Nusa". Artinya Ibu Kota Negara yang dibangun nanti akan mencirikan kekhasan Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lingkungan termasuk bebas polusi kendaraan maupun polusi industri.
Di samping itu juga akan menerapkan konsep "Smart City" yang mencerminkan sebuah konsep kota modern. Dari desain tersebut nantinya akan tampak sebuah kota yang sangat megah dan cantik yang tentu saja akan sangat membanggakan bagi kita semua.