Di kehidupan masyarakat Tionghoa banyak mengenal filosofi-filosofi tentang hidup khusunya hubungan sosial dengan orang lain.
Hal ini bisa ditemukan di berbagai literatur Cina seperti buku ramalan atau Thung Su, buku-buku filsafat Cina kuno seperti yang tertuang dalam ajaran Kongfusius, Lao Tse hingga buku Strategi Perang Sun Tsu yang banyak memuat falsafah tentang kehidupan.
Biasanya orang-orang Tionghoa sudah banyak yang memahaminya mulai dari usia muda yang diajarkan dan dipraktikkan oleh orangtuanya maupun orang-orang yang tinggal di lingkungan terdekatnya. Atau setelah dewasa mereka akan mencari tahu mengenai asal-usul dan hal-hal yang harus dilakukan maupun yang tidak boleh dilakukannya.
Kembali kepada kehidupan masyarakat Tionghoa yang tinggal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini. Dulunya nenek moyang mereka berasal dari daratan Cina yaitu dari suku Hakka datang ke Indonesia khususnya di Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan sekitarnya sejak ratusan tahun yang silam untuk bekerja di tambang-tambang timah karena mereka memang memiliki keahlian bekerja di pertambangan di samping itu mereka juga memiliki keuletan dan keberanian.
Orang-orang Hakka tersebut di Pulau Bangka dinamai dengan sebutan orang “Sing Khek” yang saat ini sudah tidak ada lagi hanya tinggal keturunannya saja baik yang masih 100% Tionghoa asli maupun yang sudah berasimilasi dengan suku Melayu.
Beberapa hari menjelang perayaan Tahun Baru Imlek Tahun 2022 ini, Kota Sungailiat sudah mulai tampak ramai. Masyarakat Tionghoa Bangka yang dikenal sebagai orang-orang perantau di kota-kota besar seperti di Jakarta, Palembang, Lampung sudah kembali ke kampung halamannya untuk merayakan Tahun Imlek Bersama keluarga besarnya di Bangka.
Apalagi sejak dibangunnya jalan tol dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api di Palembang untuk selanjutnya menyeberangi ke Pulau Bangka, maka semakin mempermudah dan mempersingkat waktu tempuh perjalanan darat dengan kendaraan roda empat dari Jakarta menuju Bangka.
Demikian pula dengan penerbangan melalui moda transpostasi udara dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Depati Amir Pangkal Pinang semakin dipermudah dengan penambahan jadwal penerbangan dan persyaratan test antigen yang dulunya pada puncak pandemi yang lalu sempat diberlakukan PPKM level 3 dan 4 yang mengharuskan para penumpangan pesawat harus melakukan test PCR terlebih dahulu sebelum terbang bahkan hingga penutupan penerbangan.
Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2022, Xin Nian Kuai Le…Gong Xi Fa Cai…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H