1. Asessmen
Asessmen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam matematika. Ada dua asessmen, yaitu:
a. Asessmen Informal
Asessmen informal dapat dilakukan dengan melakukan observasi terhadap perilaku keseharian anak. Berbagai observasi terhadap perilaku anak sehari-hari dalam bidang studi matematika, kinerja anak dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, atau tes buatan guru yang dikaitkan dengan kurikulum atau buku pelajaran dapat menyajikan informasi sebagai dasar pemberian pelayanan pengajaran remedial.
b. Instrumen Asessmen formal
Instrumen formal mencakup tes yang bersifat umum untuk digunakan dalamkelompok dan yang digunakan secara individual. Terdapat dua jenis tes, yaitu tes kelompok baku dan tes klinis individual.
2. Pengajaran remedial matematika
Pengajaran remedial matematika harus berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran matematika yang mencakup: perlunya menyiapkan anak untuk belajar matematika, mulai dari yang konkret ke yang abstrak, penyediaan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan mengulang, generalisasi ke dalam situasi yang baru, bertolak dari kekuatan dan kelemahan siswa, perlunya membangun fondasi yang kuat tentang konsep dan keterampilan matematika, penyediaan program matematika yang seimbang, dan penggunaan kalkulator. Terdapat cara yang intensif dapat merangsang penyembuhan bagi anak dengan kondisi kesulitan belajar matematika, yaitu:
a. Metode teritorial, metode ini memerlukan pendampingan dari spesialis berkompeten yang memiliki special skill untuk anak kesulitan belajar matematika. Umumnya cara yang digunakan adalah mengajar berhitung dengan menggunakan tangan.
b. Metode visual, yaitu memulai dari hal yang konkret ke yang abstrak. Pemberian gambar yang tidak membutuhkan angka, sambil disertai bicara untuk menerangkan gambar tersebut.
c. Menyediakan untuk berlatih dan mengulang. (Yeni, 2015, hal. 7-8)
Semua upaya tersebut merupakan langkah positif untuk mengentaskan kesulitan belajar yang biasa dialami siswa dalam mata pelajaran matematika, sekaligus untuk mendukung lajunya kualitas proses belajar-mengajar di sekolah dalam meningkatkan prestasi dalam mata pelajaran matematika.
Beberapa saran bagi guru yang ingin melakukan kegiatan bimbingan belajar yaitu: (1) berikan waktu yang cukup banyak untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, (2) berikan kebebasan siswa dalam menyelesaikan masalah, dan (3) pengguanaan alat peraga sebaiknya diberikan dengan porsi lebih agar siswa itu lebih leluasa dengan pendapatnya dan lebih paham dengan apa yang didapatkannya dalam proses pembelajaran matematika.
Daftar Pustaka:
- Yeni, Eti Mukhlesi, (2015). Kesulitan Belajar Matematika di Sekolah Dasar. Jupendas, 2, Â 4-8.
- Hasan, Hasmiana, (2015). Kendala yang Dihadapi Guru dalam Proses Belajar Mengajar Matematika di SD Negeri Gani Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Pesona Dasar, 1, 40-51.
- Sujiwo, Dimas Andhita Cahyo, (2017), Bimbingan Belajar Matematika pada Siswa SD Desa Kalidilem Lumajang. Jurnal Terapan Abdimas, 2, 41-47
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI