Mohon tunggu...
Iffah Nadiya
Iffah Nadiya Mohon Tunggu... Editor - k e n k o

semua karya itu bagus, yang tidak bagus itu yang tidak mau berkarya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Bimbel dan Sulitnya Matematika di Sekolah Dasar

3 November 2019   09:54 Diperbarui: 3 November 2019   13:26 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru dapat mengklaim bahwa cara mengajarnya sudah benar dengan berbagai strategi dan metode yang inovatif, namun karena anak yang pada dasarnya lemah maka memang tidak akan bisa pada pelajaran matematika. Seharusnya guru harus memahami bahwa bisa saja ada kesulitan yang dialami anak dan bertambah dengan pembelajaran yang belum tepat bagi anak.

Dalam membantu proses kegiatan belajar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994: 5) menjelaskan bahwa layanan bimbingan di sekolah meliputi empat bidang, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier. 

Dari keempat bimbingan tersebut yang berhubungan dengan membimbing siswa yang mengalami masalah belajar adalah bimbingan belajar. 

Bimbingan belajar ini ditandai dengan disediakannya jam pelajaran khusus untuk bimbingan secara kelompok, dan pembimbing berdiri di muka kelas untuk membahas hal-hal yang dirasa perlu untuk menunjang kelancaran dan kesuksesan belajar siswa. 

Hal ini sesuai dengan pendapat Totok Santoso (1988: 22) menjelaskan bahwa bimbingan belajar dirasakan perlu atau dibutuhkan dalam keseluruhan proses pendidikan karena kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dalam keseruhan proses pendidikan. Karena suatu bimbingan bertujuan untuk mengarahkan individu yang sesuai dengan potensinya secara optimal. (Sujiwo, 2017, hal. 43-44)

Menurut Paridjo (2008), terdapat beberapa cara untuk mengatasi kesulitan belajar matematika oleh guru di dalam kelas kepada anak-anak, yaitu:

A. Dalam mengajarkan konsep, prinsip, atau keterampilan matematika diperlukan kemampuan guru untuk mengaitkan konsep, prinsip, serta keterampilan itu dengan pengalaman sehari-hari siswa yang diperoleh dari alam sekitarnya. Jika diperlukan guru dapat menggunakan perumpamaan atau alat peraga yang mudah dijangkau dan murah serta secara tepat dapat menggambarkan situasi yang ada.

B. Guru melibatkan siswa dalam membuat generalisasi. Guru menuntun siswa untuk mampu membuat kesimpulan berdasarkan sifat-sifat yang khas dari suatu situasi atau masalah yang diberikan. Kekurangan-kekurangan yang masih terdapat dalam diri siswa dalam membuat generalisasi perlu ditangapi secara positif sehingga siswa semakin terpacu untuk mampu memperoleh jawaban yang tepat.

C. Dalam pembelajaran matematika guru hendaknya mampu menjelaskan konsep-konsep matematika kepada siswa dengan bahasa yang sederhana. Jika memang diperlukan guru dapat menggunakan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat peraga yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, konsep matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Dengan demikian siswa akan mudah memahami ide dasar suatu konsep atau membuktikan suatu konsep.

D. Dalam membantu mengatasi kesalahan yang dihadapi siswa, dilakukan dengan pembelajaran remedial. Kesalahan dibedakan dalam dua hal yaitu kesalahan konseptual atau kesalahan prosedural. Apabila terjadi kesalahan konseptual, dapat diatasi dengan cara mengajar kembali teori-teori atau rumus-rumus yang telah dipelajari. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang berbeda dengan cara sebelumnya. Kesalahan prosedural diatasi dengan mencoba kembali soal-soal atau permasalahan dengan memperhatikan fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip yang telah dipelajari sebelumnya. Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang berbeda dengan cara sebelumnya.

Anak dengan kondisi kesulitan belajar matematika tidak dapat diperlakukan sama dengan seperti anak lain pada umumnya. Diperlukan penanganan khusus agar anak dapat memecahkan masalah matematika dengan baik. Berikut terdapat beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun