Seharusnya saya buat saja startup. Sehingga saya bisa mengeluarkan orang yang tidak sevisi dengan saya dengan mudah, dan terus mencari sambil membenahi organisasi yang cukup fleksibel, karena hanya butuh 4-6 orang untuk menjalankan startup yang berhasil. Berbeda dengan BEM dan kepanitiaan yang cukup rigid untuk diganti konsep/SDM-nya di tengah berjalannya program kerja.
Sayangnya, saya sangat sayang dengan BEM. Attachment saya terhadap BEM terlalu kuat sehingga saya tidak bisa meninggalkan BEM yang sudah saya bangun selama dua tahun begitu saja. Saya juga sayang dengan idealisme yang saya pupuk sejak awal saya masuk ke BEM. Untuk apa menjadi anak muda jika tidak punya idealisme? Ya atau tidak? :p
Pada akhirnya, degan segala pertimbangan dari saya pribadi, di akhir tulisan ini saya ingin tetap teguh dengan pendirian saya, bahwa BEM sebetulnya bukanlah tempat untuk belajar. Ya, BEM adalah tempat untuk berkontribusi, pembelajaran yang didapatkan dari BEM hanyalah efek samping yang dihasilkan dari kontribusi itu sendiri. Kita (seharusnya) tidak masuk BEM untuk belajar, kita (seharusnya) masuk BEM untuk berkontribusi dan bekerja. Ya, tujuan utama BEM sudah pasti adalah kerja, kerja, kerja :)
Jadi, untuk anda anak BEM yang masih berpandangan bahwa BEM adalah tempat untuk belajar, tolong jangan me-nomor-dua-kan objektivitas dan kualitas program kerja. Selalu ingatlah bahwa peran ideal kita sebagai mahasiswa yang masuk sebagai pejabat di BEM adalah seharusnya sebagai pelayan sekaligus penggerak civitas dan masyarakat, bukan untuk belajar sistem keorganisasian dan mengasah soft skill!
Demikian, curhatan seorang mahasiswa yang baru jadi Ketua BEM di tahun 2018.
Doakan agar saya berhasil menyeimbangkan task dan people yang kalau kata orang-orang terlalu utopis untuk diwujudkan di BEM. Bagi saya, dua orientasi task & people yang optimal bukanlah hal yang utopis untuk diwujudkan, semoga!
Salam hangat,
Ifandi Khainur Rahim, biasa dipanggil Evan
Ketua BEM F. Psi. UI 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H