Siapa yang Tidak Suka Makanan Gratis?
Jujur, dibandingkan dengan semester ganjil, saya lebih suka suasana semester genap. Ya, semester genap terasa lebih spesial karena... banyak sekali makanan gratis!
Di semester ganjil, sudah bisa dipastikan bahwa setiap ruangan di fakultas psikologi terdapat mahasiswa yang sedang melakukan eksperimen dan mencari partisipan penelitian. Dan tentunya, terdapat reward jika kita mau sedikit usaha untuk mengikuti penelitian tersebut.
Rewardnya bervariasi, mulai dari beng-beng, burger goceng KFC, sampai dengan nasi padang. Semester genap pun akhirnya menjadi berkah, baik bagi mahasiswa kelaparan seperti saya, maupun eksperimenter yang kehabisan uang demi mencari partisipan. Dua-duanya sama-sama mendapat rezeki, karena yang kelaparan mendapatkan makanan, dan yang kehabisan uang mendapatkan pahala.
Dan kalau dilihat kelebihan dari semester genap yang berkaitan dengan penelitian bukan hanya itu saja. Jika kita lihat, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa F. Psi UI ternyata mayoritas idenya keren dan menarik! Saya sendiri meneliti tentang memori dan melakukan eksperimen yang seru tentang sugestibilitas. Dan bisa dibilang, hampir semua eksperimennya menurut saya layak untuk dipresentasikan di konferensi, minimal konferensi tingkat nasional. Belum lagi kalau penelitiannya ditranslate, saya yakin konferensi internasional pun bisa dipenuhi oleh anak PSITASI (Mahasiswa F. Psi UI angkatan 2015)
Kabur dari Rutinitas: Membuka Acara Compfest Fasilkom UI danMengenal Konsep Open Data.
Berbicara tentang penelitian dan semester genap. Semester genap ini memang bisa dikatakan sedang sibuk-sibuknya kegiatan di kampus. Alhasil, dikarenakan saya sedang sangat aktif-aktifnya meneliti, organisasi, dan banyak proyek lainnya, termasuk wacana foto angkatan (yang alhamdulillah akhirnya sudah terwujud semester kemarin), saat semester genap kemarin saya pun akhirnya terpikirkan untuk sedikit back off dari rutinitas.
Muncullah sebuah acara yang bernama Compfest dari Fasilkom UI. Setelah melihat poster, tidak sampai satu menit berpikir, saya langsung mendaftar. Tema dari seminar pembuka Compfest adalah Open Data di dalam pemerintahan/organisasi. Tentu saja saya langsung tertarik, wong saya sendiri sedang mencoba menciptakan sistem baru untuk ILMPI, yaitu sistem bank data PSIKONESIA. Tanpa pikir panjang, saya pun menulis esai dan form pendaftaran supaya bisa diundang dan menghadiri acara tersebut secara gratis.
Saya sengaja tidak mengajak teman atau anak BEM saat mendaftar. Saya sendiri berpikir bahwa saya membutuhkan time off untuk sedikit berkontemplasi sendiri dan mengistirahatkan otak dari interaksi dengan banyak orang. Bisa dibilang saya adalah extroverted introvert. Kadang berinteraksi membuat saya lelah, meskipun saya butuh untuk berbicara di depan umum untuk mendapatkan semangat. Daftar sendiri pun menjadi pilihan saat itu.
Beberapa hari sebelum seminar, begitu senangnya saya saat terpilih menjadi peserta undangan. Perasaan senangnya menurut saya sama seperti terpilih untuk mengikuti TEDx. Seakan-akan saya adalah manusia spesial yang diturunkan ke bumi khusus untuk menghadiri acara tersebut.
Tibalah saat hari H, sehabis makan di Kancil (Kantin Psikologi), sekitar jam setengah dua saya sudah standby di tempat, meskipun acaranya memang jam dua siang. Bodohnya saya, padahal saya sendiri tahu bahwa acara di Indonesia pasti ngaret, ya setidaknya 15 sampai 30 menit. Dan setelah datang pun, saya belum boleh memasuki auditorium tempat acara. Akhirnya, saya pun menunggu di depan auditorium. Saat menunggu, banyak panitia yang melihat pada saya, mungkin karena merasa tidak enak ada audiens yang menunggu, akhirnya saya pun diizinkan masuk. Hal yang menarik adalah ketika saya masuk, datang seorang lelaki seumuran dengan saya yang memakai baju Compfest bertanya.