Mohon tunggu...
Ifandi Khainur Rahim
Ifandi Khainur Rahim Mohon Tunggu... -

ex-Ketua BEM Fakultas Psikologi UI 2018. Hobinya menulis dan bikin video. Tulisannya random kalo di Kompasiana. Lebih lanjutnya, silahkan kunjungi https://www.ifandikhainurrahim.com/ atau cek channel Youtube saya http://youtube.com/c/SatuPersenOfficial

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dari Urban, untuk Bandung: Perubahan Fokus dalam RUGTS

1 Februari 2017   00:31 Diperbarui: 1 Februari 2017   01:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

05 Januari 2017

“Harus ada tagline, Fan. Disuruh nih sama anak media URBAN...” Itulah perkataan Ihsan, salah satu pengurus inti RUGTS (Roadshow Urban Goes to School) yang saat itu akan share postingan open recruitment panitia via OA URBAN. Padahal, waktu itu saya dan seluruh pengurus inti RUGTS sama sekali tidak memikirkan tentang tagline. Namun apa daya, karena tertahan oleh ketiadaan tagline, dan kami tidak bisa share postingan oprec, akhirnya otak saya pun berpikir keras untuk mencaritagline. Lalu saya katakan ke Ihsan dengan nada bercanda, “tunggu ya! Berkontemplasi dulu sebentar! Wkwkwk”.

Tidak lama setelah itu, akhirnya terpikirkanlah sebuah tagline:

“Dari URBAN untuk Bandung”.

Taglinenya memang terkesan kurang keren, apalagi bila dibandingkan dengan roadshow paguyuban-paguyuban lain. Tagline ini juga terkesan kurang bermakna. Sebetulnya wajar sih, karena memang waktu belum terpikirkan sama sekali tentangtagline, bahkan tagline ini pun hanya dibuat dalam satu jam.

Meskipun begitu, tagline ini sebetulnya menyimpan tujuan dan fokus utama RUGTS ditahun 2017 ini. Bahkan, kalau saya boleh katakan, tagline ini merupakan inti atau dasar filosofis dari RUGTS (Roadshow Urban Goes to School) di periode ini.

Ya, tagline RUGTS kali ini adalah “Dari URBAN untuk Bandung”. Perlu saya tekankan, “untuk Bandung”, BUKAN untuk URBAN sendiri dan BUKAN UNTUK UI. Tanya mengapa?

Well, memang, kita sebagai paguyuban orang Bandung yang ada di UI, tentunya paguyuban kita berada di bawah naungan UI. Maka, tentu sudah sewajarnya dalam roadshow ini kita berkontribusi untuk UI, dengan mendatangkan lebih banyak mahasiswa dari Bandung ke UI. Toh namanya roadshow ya seharusnya tujuan kita adalah mendatangkan mahasiswa Bandung sebanyak-banyaknya ke UI, bukan? Kita melakukan ini..... ya jelas untuk UI. Begitu, kan?

Sayangnya, di RUGTS kali ini, justru saya tidak sependapat dengan anggapan tersebut. Ini pandangan saya yang cukup kontroversial. Ya, opini ini memang bukanlah opini populer. Namun menurut saya, justru pandangan tentang tujuan roadshow yang seperti itu (untuk mendatangkan mahasiswa) merupakan pandangan yang keliru. Mengapa? Izinkan saya membahas dari awal mula terbentuknya mahasiswa dan perguruan tinggi itu sendiri.

Tridharma Perguruan Tinggi

Mahasiswa dan perguruan tinggi di Indonesia, terbentuk atas dasar Tri DharmaPerguruan Tinggi. Tridharma mencakup tiga hal, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Itulah esensi dan dasar gerakan mahasiswa,dosen, dan seluruh elemen yang ada dalam perguruan tinggi. Untuk mewujudkanTridharma Perguruan Tinggi.

Maka, sebagai mahasiswa, ‘gerakan’ yang kita lakukan tentunya tidak boleh menyimpang dari Tridharma Perguruan Tinggi. Jika tujuan RUGTS ini adalah untuk mendatangkan mahasiswa sebanyak-banyaknya ke UI, tentu pertanyaan terbesar saya adalah: Apakah kita sedang melakukan Tridharma? Pengabdian dalam bentuk apa yang sedang kita lakukan? Bukankah secara tidak langsung kita sedang membuat kesenjangan di negeri kita sendiri?

Lihat saja realitanya, saat ini, kampus-kampus yang bukan kampus besar jarang sekali melakukan roadshow-roadshow seperti ini. Kampus yang paling sering saya temukan saat roadshow hanyalah UGM, ITB, UNAIR, dan kampus-kampus besar lainnya. Kampus lain? Boro-boro. Dan hal yang saya sayangkan adalah roadshow ini seakan-akan seperti kompetisi antar kampus untuk “mengajak” anak SMA untuk masuk ke kampus yang dipromosikan oleh masing-masing almamaternya.

Ya, kita seakan-akan sedang berkompetisi. Tahun lalu, bahkan muncul taglineyang cukup meresahkan. “#YakaliKuning? #YakaliBiru?” Aneh, saya pikir. Mahasiswa yang seharusnya memberikan informasi tentang perguruan tinggi dan memberi motivasi pada anak SMA untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah,malah jadi saling berkompetisi, agar nama kampusnya makin besar.

Dari sinilah saya sadar, bahwa lama kelamaan esensi Tridharma Perguruan Tinggidalam gerakan mahasiswa yang berwujud dalam roadshow ini sudah terkikis. Ya,bukannya fokus mengabdi untuk masyarakat, kita malah berlomba-lomba,berkoar-koar, dan bersikutan dengan sesama saudara kita demi mendatangkan lebih banyak anak-anak SMA ke kampus kita. Sungguh sebuah realita yang menurut saya sangat menyedihkan.

Oleh karena itu, perlu teman-teman sekalian ketahui bahwa RUGTS kali ini,tujuan utamanya bukanlah untuk mengajak anak-anak SMA di Bandung agar mendaftar ke UI. Bukan, itu bukanlah tujuan utama gerakan kita. Tapi tujuan kita adalahuntuk mencerdaskan, memberi informasi, dan yang paling utamanya, adalah mengubah persepsi anak-anak SMA tentang perkuliahan dan merantau. Terutama anak-anak SMA yang masih kekurangan informasi dari sekolah dan orang tuanya,serta memiliki rasa takut untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ya, fokus dan sasaran utama dari RUGTS ini seharusnya bukanlah memasukan mahasiswa sebanyak-banyaknya ke UI. Namun fokus kita adalah mengabdi untuk masyarakat, yang secara spesifiknya adalah anak-anak SMA kelas 3 yang sedang bersekolah di Bandung. Sekali lagi, RUGTS ini adalah wadah bagi mahasiswa yang tergabung dalam URBAN UI demi mengabdi untuk Bandung, bukan untuk hal yang lain!

Alhasil, banyak hal yang harus diubah dari RUGTS. Pertama dimulai dari indikator keberhasilan. Kita seharusnya bukan lagi menghitung keberhasilan roadshow dari seberapa banyak mahasiswa Bandung yang masuk ke UI, tapi beralih menjadi seberapa banyak anak-anak SMA yang didatangi bisa terinspirasi dan tercerdaskan setelah diberi sosialisasi oleh URBAN saat RUGTS.

Gerakan kita pun pada akhirnya pada tataran teknis harus berubah, dari yang kurang kooperatif dengan PTN lain, menjadi lebih kooperatif. Tidak usah lah adalagi konflik-konflik seperti yang ada dulu. Ingat, kita tidak sedang berkompetisi! Kita di sini sedang bersama-sama membangun dan mengabdi untuk Indonesia. Kalau kata kang Emil, negara kita itu harus menumbuhkan kerja sama dan menghilangkan kompetisi.

Akhir kata, saya tahu ini bukanlah pandangan yang populer. Tapi saya, mewakili seluruh jajaran panitia RUGTS 2017 berharap agar teman-teman URBAN sekalian,dapat menerima dan melaksanakan RUGTS ini sesuai dengan tujuan yang ada dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Saya berharap agar RUGTS ini dapat menjadi wadah bagi kita semua, mahasiswa dan mahasiswi URBAN, agar mengabdi untuk kota tercinta kita.

Ya, DARI URBAN, UNTUK BANDUNG.

Ifandi Khainur Rahim

Project Officer RUGTS 2017

Berikut link rancangan proposal RUGTS tahun 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun