Menurut saya, policy paper secara umum memiliki konten penting, yaitu:
1. Urgensi
2. Data yang kredibel
3. Bersifat menganalisa masalah secara objektif, bukan mendeskripsikan masalah.
4. Bersifat membandingkan kebijakan atas masalah yang ada
5. Terdapat rekomendasi kebijakan alternatif beserta implikasinya, dan/atau solusi yang practical & konkret untuk mengimplementasikan kebijakan yang diinginkan oleh masyarakat
6. Follow-up, apa yang akan dilakukan setelah kebijakan tersebut disetujui?
Lagi-lagi, menurut seorang kenalan, kesalahan kita terutama mahasiswa yang berjaket almamater kuning adalah terlalu sering melakukan demonstrasi, akhirnya aksi demonstrasi kita jadi dianggap sebelah mata. Ya, karena sedikit-sedikit melakukan demonstrasi, implikasinya adalah mahasiswa awam terkena efek habituasi (silahkan cari definisinya di google). Sehingga ajakan untuk demonstrasi dianggap sebagai stimulus yang kurang begitu penting. Ditambah lagi dengan fenomena kaum kelas menengah ngehe. Konsekuensinya, pergerakan mahasiswa di kampus-kampus pun massanya dari tahun ke tahun semakin berkurang.
Di akhir tulisan ini, saya berharap agar pergerakan mahasiswa tidak matidi era ke-ngehe-an ini. Harapan saya, sekarang kita sadar diri saja dulu, bahwa kita memang sedang tergerus oleh zaman. Oleh karena itu, jangan sampai aksi kita stuck hanya di cara yang begitu-begitu saja, jelas sudah bukan zamannya lagi buat kita. Satu-satunya cara agar kita tidak tergerus zaman adalah dengan melakukan inovasi serta perubahan pada pola pikir.
Salam,