Terlalu memikirkan perasaan orang lain dapat membuat kita mengabaikan kebutuhan sendiri, merasa terbebani secara emosional, dan bahkan kehilangan jati diri. Kita sering merasa tidak enak hati menolak permintaan, sehingga rentan dimanfaatkan dan terbebani tanggung jawab yang seharusnya bukan milik kita. Selain itu, tekanan untuk terus menyenangkan orang lain bisa menyebabkan stres dan rasa tidak pernah cukup, sementara keinginan dan nilai pribadi menjadi terabaikan. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini membuat kita kehilangan arah hidup dan keseimbangan, karena hidup lebih banyak dikendalikan oleh ekspektasi orang lain daripada diri sendiri.
Jika kita terlalu memikirkan perasaan orang lain, hal-hal berikut dapat terjadi:Â
1. Mengorbankan Kepentingan Pribadi
Kebiasaan ga enakan membuat seseorang lebih sering mendahulukan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri. Hal ini dapat mengorbankan waktu, energi, bahkan kesejahteraan pribadi.
"Ketika Anda terlalu sibuk menyenangkan orang lain, Anda sering lupa bahwa Anda juga perlu diperhatikan." – Unknown
Misalnya, Anda merasa tidak enak menolak permintaan teman untuk membantu suatu proyek, meskipun Anda sendiri sudah kewalahan dengan pekerjaan pribadi. Akhirnya, kualitas kerja Anda menurun, dan kesehatan pun bisa terganggu.
2. Rentan Dimanfaatkan oleh Orang Lain
Orang yang ga enakan sering kali dianggap "terlalu baik," sehingga mereka menjadi target empuk untuk dimanfaatkan. Tanpa disadari, sifat ini membuka peluang bagi orang lain untuk bersikap seenaknya.
"Orang akan memperlakukan Anda sebagaimana Anda mengizinkan mereka memperlakukan Anda." – Wayne Dyer
Misalnya, rekan kerja yang tahu Anda sulit berkata "tidak" mungkin terus membebani Anda dengan tugas-tugas mereka. Padahal, ini adalah bentuk eksploitasi terselubung yang merugikan Anda.
3. Hilangnya Kendali atas Hidup Sendiri