Mohon tunggu...
Ifa Isnaini
Ifa Isnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Budaya Sekolah

13 Desember 2022   20:11 Diperbarui: 13 Desember 2022   20:29 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nilai-nilai yang termaktub dalam Pancasila menjadi landasan falsafah bangsa. Nilai Pancasila merupakan pedoman hidup karena berakar pada kepribadian bangsa Indonesia. 

Pancasila memiliki sederet nilai luhur yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan yang bersifat universal dan obyektif artinya nilai-nilai tersebut dapat digunakan dan diakui oleh negara lain. Pancasila bersifat subjektif, artinya nilai-nilai Pancasila merupakan pengemban dan pendukung nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu masyarakat dan negara Indonesia (Azlina et al, 2021). 

Nilai luhur Pancasila untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga generasi bangsa mampu menghayati dan membentuk jati diri dalam mengembangkan jiwa patriotism, mempertebal rasa nasionalisme, semangat kebangsaan, kesetiakawanan, toleran, serta tidak lupa akan sejarah bangsa.

Sekolah berperan sebagai pusat penghayatan nilai-nilai Pancasila serta pembentukan jati diri kultural melalui penanaman karakter. Penanaman karakter di lingkungan sekolah sesuai profil pelajar Pancasila selaras pada tahap perkembangan siswa. 

Tahap perkembangan siswa penting sebagai acuan proses pembelajaran yang berhubungan dengan kodrat alam yakni lingkungan di mana anak berada dan kodrat zaman berkaitan dengan pendidikan saat ini yang menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21.

Agar siswa mencapai internalisasi profil pelajar Pancasila sesuai dengan kodratnya maka siswa memerlukan peran guru sebagai pembimbing dalam mengontrol perilakunya. 

Melalui berkebhinekaan global siswa dapat mempertahankan budaya luhur dengan memakai atribut atau seragam batik sebagai bentuk kearifan lokal yang khas tumbuh berkembang di daerah. Sedangkan simbol yang disematkan dalam kelas berupa lambang garuda, mading yang berisi nilai-nilai Pancasila, dan tata tertib sekolah.

Penanaman nilai karakter di sekolah adalah melalui pendidikan karakter yang bertumpu pada pembentukan kepribadian seseorang melalui budi pekerti (Thomas  Lickona  dalam Dewi, 2021). Hasil dari budi pekerti terlihat dalam tindakan nyata yaitu perilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain, dan kerja keras. 

Budi pekerti harus diinternalisasi dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Pasalnya proses internalisasi tidak hanya sebagai proses penerimaan semata melainkan sebagai upaya revitalisasi jati diri bangsa dan warisan sosial yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Khasri, 2021; Rusdiana, 2021).

Pelaksanaan profil pelajar Pancasila dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan karakter menjadi sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu,  tekad,  serta  adanya  kemauan  dan tindakan   untuk   melaksanakan   nlai-nilai, baik  terhadap  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun  bangsa (Dewi, 2021)

Internalisasi nilai-nilai Pancasila terintegrasi dengan dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yakni pendidikan merupakan proses yang menuntun. Tuntunan tercermin dalam tujuan pendidikan yang mengarah pada pendampingan anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam proses penyempurnaan ketertiban perilakunya (Musanna, 2017). Pada proses menuntun, anak diberi kebebasan dan guru sebagai pamong memberi arahan agar tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun