Desa Perkebunan Alur Jambu, terletak di kabupaten Aceh Tamiang, merupakan tempat yang kaya akan nilai sejarah. Ketika memasuki wilayah ini, di sepanjang jalan kamu akan di sajikan dengan pemandangan pohon-pohon dan bangunan-bangunan tua peninggalan jaman kolonial Belanda.Pohon-pohon dan Bangunan-bangunan tersebut dapat dilihat di jalan utama yang dilalui. Pemandangan tersebut memberikan kesan mistis yang lumayan bisa membuat bulu kuduk berdiri.
Menurut catatan yang melekat pada dinding beberapa bangunan tersebut, peninggalan belanda ini dibangun pada tahun 1926. Meskipun tertulis tahun 1926 tetapi wilayah di yakini ini telah dihuni jauh sebelum tahun 1926.Â
Sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Nazaruddin salah satu penduduk asli disana, tempat ini dahulu adalah pusat pasar kolonial jaman belanda yang di dominasi oleh etnis tionghoa yaitu sekitar tahun 1800 an (serambi news).
Sedangkan jika melihat dari bangunan yang masih berdiri hingga sekarang, besar kemungkinan tempat ini menjadi basis pertahanan belanda pada masa itu. Kondisi bangunan kini sudah tidak terawat lagi karena semua sudah ditinggal begitu saja.
Desa Perkebunan Alur Jambu kini menjadi desa mati, Masyarakat tidak lagi menetap di tempat ini dan bergeser ke tempat yang dianggap lebih aman. Karena konon katanya di tempat tersebut, ada makhluk astral yang setiap hari kerap mengganggu masyarakat sekitar, bahkan masyarakat di desa tersebut sering terkena penyakit yang tidak diketahui asal usulnya.
Menurut harian Serambi news, desa ini sempat diusulkan untuk dihapus oleh Camat Bandar Pusaka Abdul Manan yang menjabat pada tahun 2014 sehingga masyarakat memutuskan untuk pindah, dan pada tahun 2019 desa ini benar-benar ditinggalkan Penduduknya.
Fakta sejarah ini membuat saya tertarik untuk membagikan keunikan desa ini. Dari berbagai literatur saya merangkum beberapa peninggalan kolonial belanda di desa ini yang konon katanya memiliki aroma mistis yang sangat kuat di antaranya:
1. Gedung-Gedung kuno
Desa Perkebunan Alur Jambu menyimpan beberapa gedung bersejarah dari masa kekuasaan Belanda. Bangunan-bangunan ini, dengan arsitektur khas Belanda, menjadi saksi bisu dari masa lalu yang kaya akan cerita dan misteri.Â
Bangunan itu di antaranya adalah, rumah tempat tinggal, kolam dan benteng pertahanan. Peninggalan ini diyakini memiliki aura mistis yang kuat yang membuat orang-orang setempat merasa waspada ketika melewati area tersebut terlebih pada saat malam hari. Hal yang paling menarik adalah adanya bunker bawah tanah yang konon kabarnya merupakan penjara bawah tanah. lokasi sekitar bunker sering kali dikelilingi oleh cerita-cerita misterius tentang penampakan hantu atau fenomena gaib yang menyeramkan.Â
2. Pohon-pohon Tua dan Legenda
Di sekitar desa, terdapat pohon-pohon tua yang dikatakan telah ada sejak zaman Belanda. Legenda lokal mengisahkan kisah-kisah gaib yang terjadi di sekitar pohon-pohon ini. Beberapa masyarakat percaya bahwa pohon-pohon tersebut memiliki penunggu makhluk tak kasat mata.
3. Warisan Budaya
Peninggalan Belanda memberikan gambaran tentang bagaimana budaya lokal telah dipengaruhi oleh kehadiran mereka. Salah satu contohnya adalah arsitektur bangunan yang mencerminkan gaya Belanda, seperti istana Karang yang berada di pusat pemerintahan Aceh Tamiang memiliki konstruksi yang mirip dengan bangunan Belanda.
4. Pembangunan Infrastruktur dan Teknologi
Belanda telah memberikan kontribusi dalam membangun infrastruktur dan memperkenalkan teknologi baru di wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Pelajaran dari hal ini adalah pentingnya investasi dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
5. Pentingnya Pengelolaan Sumber Daya Alam
Peninggalan Belanda juga mencerminkan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Banyak dari infrastruktur yang mereka bangun terkait dengan eksploitasi sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, dan penambangan. Pelajaran yang bisa diambil adalah perlunya pendekatan yang bijaksana dalam pengelolaan sumber daya alam untuk memastikan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat.
6. Perlawanan dan Perjuangan untuk Kemerdekaan
Peninggalan Belanda juga mengingatkan kita akan perlawanan dan perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan. Meskipun Belanda telah pergi, jejak perlawanan tersebut tetap menjadi bagian penting dari sejarah lokal dan menginspirasi semangat perjuangan untuk keadilan dan kebebasan.
7. Penegakan Hukum dan Tata Pemerintahan
Belanda juga memperkenalkan sistem hukum dan tata pemerintahan modern di wilayah-wilayah koloninya. Pelajaran dari ini adalah pentingnya penegakan hukum yang adil dan efektif, serta tata pemerintahan yang transparan dan akuntabel dalam memastikan keadilan dan stabilitas sosial.
Cerita-cerita mistis yang viral dimasyarakat membuat tempat ini menarik untuk dijelajahi. Dengan memahami dan menghargai jejak sejarah ini, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang budaya dan kekayaan alam Aceh Tamiang serta merawat warisan yang tak ternilai harganya bagi generasi mendatang. Jejak sejarah harusnya tidak boleh dihilangkan begitu saja. Perlu adanya perhatian dari Pemerintah daerah untuk melestarikan tempat-tempat seperti ini, Karena dari sejarah kita dapat belajar banyak hal penting.
Sebenarnya peninggalan Belanda tidak hanya ada di desa ini saja , ada banyak tempat-tempat lain yang tersebar di berbagai wilayah di Aceh Tamiang, namun sayang, belum ada penanganan yang serius tentang peninggalan-peninggalan kuno ini. Sehingga satu-persatu jejaknya mulai memudar. Padahal Peninggalan bersejarah memberikan sejumlah pelajaran berharga bagi kita hari ini. Terlepas dari peran Belanda sebagai penjajah.
Dengan mempelajari dan memahami peninggalan Belanda, kita dapat mengambil pelajaran yang berharga untuk membentuk masa depan yang lebih baik, yang didasarkan pada penghargaan terhadap keragaman, keadilan, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Mungkinkah Desa perkebunan Alur Jambu dapat dilestarikan menjadi destinasi wisata seperti kota juang Semarang? Sebagai pecinta sejarah Aceh Tamiang tentu saya berharap kepada pemerintah daerah untuk melestarikan tempat-tempat bersejarah yang ada di Aceh Tamiang sebagai ajang pembelajaran bagi generasi mendatang.
Salam dari Aceh Tamiang "Kaseh Pape Setie Mati"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H