Guru sering merasa tertekan oleh standar yang tinggi dan perbandingan dengan rekan kerja atau norma yang tidak realistis. Penting untuk menghindari jatuh ke dalam perangkap perfeksionisme dan belajar untuk menerima kekurangan dan kesalahan sebagai bagian alami dari proses belajar dan tumbuh.Â
Memiliki sikap yang lebih fleksibel dan belajar untuk merayakan prestasi, meskipun kecil, dapat membantu mengurangi tekanan yang tidak perlu.
9. Mencari Bantuan Profesional Jika Diperlukan
Jika stres atau tekanan menjadi terlalu berat untuk ditangani sendiri, guru disarankan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau konselor. Berbicara dengan seseorang yang terlatih dapat memberikan dukungan, wawasan, dan strategi untuk mengelola tantangan mental.Â
Jangan ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan, karena ini adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.Â
Jangan lupa hindari perbincangan dengan orang-orang yang sering merendahkan, karena dapat melemahkan mental dan membuat semakin stres
Dalam mengelola kesehatan mental, guru tidak hanya memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi siswa dan lingkungan sekolah.Â
Dengan memprioritaskan kesehatan mental, guru dapat menjadi pendidik yang lebih efektif, bersemangat, dan berdaya tahan, yang membawa dampak positif yang berkelanjutan dalam pendidikan. intinya bahagiakan diri sendiri terlebih dahulu setelah itu tularkan kebahagiaanmu pada orang-orang disekitar.
Seekor lebah selalu memilih makanan-makanan terbaik yaitu sari bunga maka ia pun menghasilkan suatu kebaikan pula yaitu madu. Maka jadilah seperti seekor lebah dengan berpikiran positif maka semua orang disekitar kita ikut merasa bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H