Penulis menggunakan banyak kata-kata berupa majas dan kiasan, serta mengandung kesan misterius dalam penulisannya.
Menurut saya, hal yang paling menarik dalam cerpen ini adalah kesan misterius dalam penulisan cerita dan makna yang tersirat di dalamnya. Pada awalnya, saya cukup bingung apa maksud yang tersembunyi dari cerpen ini, tetapi setelah membaca ulang saya menyadari makna yang terselubungpada cerpen “Jembatan Tak Kembali” ini. Penulisan ceritanya memang pun membingungkan, sehingga menghasilkan persepsi berbeda-beda dari setiap pembaca. Tetapi menurut saya, cerpen ini menyampaikan perumpamaan dari kehidupan manusia saat ini. Disebutkan bahwa, tempat di seberang Jembatan Tak Kembali adalah tempat yang berisi kesempurnaan. Kesempurnaan disini dimaksudkan bahwa siapapun d isana tidak perlu mengejar apa yang perlu dikejar, melainkan diam dan semua yang diinginkan sudah tersedia. Banyak warga kampung yang dengan senang menyeberangi jembatan tersebut untuk meraih kesempurnaan tersebut. Hal ini bisa dianggap sebagai perumpaan untuk masyarakat yang besar egoisnya. Mereka menginginkan hal yang membuat nyaman, tetapi tidak memiliki niatan untuk mengejar dan berusaha untuk mecapai hal tersebut. Sedangkan, Jose bisa diibaratkan sebagai seorang pejuang diam-diam. Ia tak banyak bicara tetapi melakukan aksi, yang dalam cerpen ini diceritakan dengan memelihara dan merawat kucing dengan baik agar kampungnya terhindar dari tikus-tikus yang gemar merusak segala yang ada di sana. Tetapi, warga kampung itu malah mencuri kucing Jose dan menipunya, hingga Jose bersedih dan tikus-tikus yang awalnya bisa dihalang oleh kucing-kucing Jose kini merajalela. Ini ibarat keserakahan masyarakat yang tak berpikir panjang, hingga melakukan tindakan yang pada akhirnya merugikan diri mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H