Satu jam kemudian, setelah cek komputer, Arif boleh pulang dan kembali lagi dalam 2 hari. Mudah-mudahan bisa ditentukan ukuran lensa yang pas untuk Arif nanti, dan mudah-mudahan gak sampai 6 lah.
-pengen nawar sama Allah .. huhu..
Sore tadi jadinya saya sediiih.. pisaaaaan.. nyeseeeeel... hik hik.... Plus sedihnya membayangkan Arif nanti harus jomplang kacamatanya. Gak ngerti saya ntar bagusnya gimana. Enam itu kan tebal, sementara seperempat itu tipis. Saya tau lah, saya sendiri sejak SD gitu lo berkacamata, hingga saya pindah ke lensa kontak kelas 2 SMA, saat saya minus 7.
Tapi ya gimana lagi, tetep ada sisi syukurnya sih. Bersyukur karena bagaimanapun Arif masih punya waktu untuk bisa melatih lagi otot syaraf mata kanannya. Bersyukur saya tadi diberi niat dan kekuatan untuk melangkah ke klinik. Bersyukur karena saya dan suami insyaa Allah masih diberi rejeki buat periksa mata anak sekaligus nanti biaya kacamatanya Arif.
Arif tadi tampak sedih juga. Dia menghibur diri dengan bilang "Biarlah, setiap orang kan ada sakitnya ya.."
Mungkin maksud dia, setiap orang punya kelemahan.
Iya bener Rif.
Tinggal saya yang harus menguatkan hati, jangan lebay, jangan sampe memperlihatkan ekspresi bahwa kita sedih kalau anak harus pake kacamata tebal.
Saya merasakan sendiri. Bila ekspresi mamah saya baik-baik saja, maka saya pun akan baik-baik saja. Bila mamah tampak cemas, maka saya akan cemas. Bila mamah tampak bersyukur dan berpikir positif, saya terbantu untuk bisa berpikir demikian.
Saya mesti gitu juga di depan Arif. Everything will be better with your glasses, Son! Mari kita jalani saja tiap episode kehidupan kita. Masih banyak kok ... masih banyak buangetttt yang bisa kita syukuri.
Mata minus bukankah jauhhhhh lebih baik.. jauh sekali lebih baik daripada kehilangan penglihatan sama sekali? Na'udzubillahi min dzalik. Semoga Allah melindungi kita dari cobaan berat yang kita tidak sanggup untuk memikulnya.
Di Part II nanti insyaa Allah akan saya tulis eksekusi dokter atas mata Arif, minus berapakah mata kanan dia sebenarnya.
Saya mohon do'a, mohon share pengalaman, dan mohon saran, barangkali ada yang bisa saya lakukan untuk Arif.
Terimakasih telah membaca artikel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H