Mohon tunggu...
Agnes Yan
Agnes Yan Mohon Tunggu... Koki - @heyinjet

Gemar makan dan masak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balada Chentingsari: World Water Day

22 Maret 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi Gugun sudah bersemangat keluar kamar. Mom Lina bertanya-tanya, kok tumben anak ini mau bangun pagi, padahal ini hari Minggu. Setelah melihat  ke luar rumah, Mom Lina baru mengerti alasannya. Ternyata kemarin Sabtu, Bu Gendis mengajak anak-anak SD Canting untuk mengikuti Grebeg Air. Acara yang digalang untuk memperingati Hari Air Sedunia ini dimulai dengan Walks for Water dari Tugu dan berakhir di Titik Nol Kilometer. Bisa dibayangkan betapa antusiasnya anak-anak itu mendengar kata "jalan-jalan".

Pada hari Minggu, 20 Maret 2011 anak-anak itu sudah bersiap di lapangan SD Canting untuk mengikuti petunjuk dari Bu Gendis. Sesekali mereka bertanya mengenai apa itu Hari Air dan apa yang harus mereka lakukan. "Hari Air Sedunia sebenarnya diperingati tiap tanggal 22 Maret. Intinya kita semua harus menggunakan air secara  bijaksana," jelas Bu Gendis.

"Lho, kenapa grebegnya sekarang, Bu? Kan sekarang baru tanggal 20?" tanya Ika.

"Woo bodo, kalau grebegnya tanggal 22 yo kita ndak bisa ikutan. Kan kita harus sekolah, ya kan,  Bu?" timpal Hendra sambil meminta persetujuan Bu Gendis atas statementnya.

Bu Gendis yang sedang malas untuk berdebat dengan anak-anak pun asal manggut-manggut mengiyakan kata-kata Hendra. Hendra pun tersenyum senang, baru kali ini ia dianggap benar oleh bu guru galak satu ini.

"Terus, maksudnya penggunaan air secara bijaksana itu gimana, Bu?" tanya Ika lagi.

"Ya pokok e kita harus hemat air. Wis ah, kamu tu banyak tanya, Ka. Ayo, Bu, kita berangkat aja," sahut Gugun tak sabar.

"Yowis, ayo kita berangkat. Jangan pake acara ngilang lho ya!" kata Bu Gendis sambil melirik Hendra dan Ngashim.

"Siap, Buuu!!!!" sahut semua serentak.

***

Di tengah perjalanan Grebeg Air, kubu Pandawa asyik berkasak-kusuk. Ternyata mereka membahas nasihat Bu Gendis tentang menghemat air tadi.

"Eh, kalau disuruh hemat air, berarti kita ndak perlu mandi yo?" ceplos Hendra.

"Edan kamu, yo mambu lah! Padhakke wedhus!" kata Jenni setengah tak setuju dengan Hendra.

"Lho, kan tadi Bu Gendis bilang hemat air. Menurutmu piye bos?" tanya Hendra meminta pendapat Gugun.

Gugun setengah berpikir dan akhirnya memutuskan, "Setuju! Bener koe, Ndra, toh kita mandi ndak mandi tetep ngganteng. Yo ora?"

Pandawa yang lain mengangguk-angguk setuju. Jenni pun akhirnya ikut menyetujui.

Di lain sisi, para perempuan, meski cuma berdua pun ikut berdiskusi.

"Kita disuruh hemat air, berarti besok pagi kita ndak usah nyiram tanaman yo , Ka. Lumayan tho, hemat air, hemat tenaga juga," kata Unyil memulai diskusi mereka.

Ika manggut-maggut. "Ho oh, Sit, bener. Jadi kan kita ndak perlu dateng pagi-pagi buat nyiram tanaman yo..."

"Lagi pada diskusi apa iki?" tanya Bu Gendis tiba-tiba mengagetkan mereka.

"Ah nggak, Bu. Cuma ngomongin gimana caranya menghemat air. Hehehe," jawab Unyil sambil cengengesan.

Bu Gendis hanya manggut-manggut sambil tersenyum. Dalam hatinya beliau sedikit bangga pada murid-muridnya, meski ada juga sedikit rasa curiga.

***

Keesokan hari di sekolah, Bu Gendis syok mendapati tanaman di sekolah kering semua. Segera, beliau masuk kelas untuk menanyai Unyil dan Ika.  "Unyil, Ika, kok tanaman kering semua? Nggak kalian siram yo?"

"He eh, Bu.. Kan hemaaattt...." jawab Unyil cengengesan.

"Astaga..." Bu Gendis hanya geleng-geleng.

Tak lama setelah itu, Pandawa berlarian masuk kelas. "Hosh.. hosh.. Maaf, Bu, kami telat ya.. Hosh.." kata Gugun terengah-engah.

"Yowis nggak apa-apa, ayo masuk."

"Eh, eh sik.. Kok bau-bau.. Kalian nggak mandi ya?" tanya Bu Gendis galak.

"Iya, Bu..." jawab mereka serentak.

"Kalian iki podho niat sekolah ora? Lha kok malah nggak mandi?!" Bu Gendis semakin gemas bin dongkol.

"Hemat beiibb.... Eh, hemat buuuuuu..." sahut mereka lagi, kemudian dengan santainya duduk di kursi mereka masing-masing tanpa peduli Bu Gendis yang masih setengah melotot.

###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun