Mohon tunggu...
Idris Wiranata
Idris Wiranata Mohon Tunggu... Lainnya - (Orion Ezra)

Tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dengan ketertarikan di dunia psikologi, hukum dan teknologi, saya membawa perspektif yang unik ke dalam tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Loud Budgeting: Cara Gen Z Ngatur Duit Tanpa Gengsi

30 September 2024   19:16 Diperbarui: 30 September 2024   19:28 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image source: pexels.com)

Di era media sosial yang dipenuhi gambar kehidupan mewah dan glamor, ada satu tren baru di 2024 yang menarik perhatian Gen Z, yaitu loud budgeting. Istilah ini mungkin terdengar masih asing, tetapi dalam praktiknya, banyak dari kita yang sebenarnya sudah mengalaminya, hanya saja tidak menyadarinya.

Loud budgeting adalah kebalikan dari "diam-diam" mengatur anggaran. Ini tentang berbicara jujur dan terbuka mengenai keuangan pribadi, terutama saat menghadapi tekanan sosial untuk ikut serta dalam kegiatan yang mahal. Bagi Gen Z, tren ini memberikan cara baru untuk mengelola keuangan tanpa harus bersembunyi di balik alasan palsu.

Apa Itu Loud Budgeting?

Secara sederhana, loud budgeting adalah kebiasaan untuk secara terbuka mengomunikasikan anggaran kita kepada teman atau keluarga dalam situasi sosial. Misalnya, jika seorang teman mengajak makan di restoran mahal dan kamu tahu itu di luar anggaranmu, daripada mengada-adakan alasan, kamu bisa mengatakan, "Maaf, saya sedang hemat. Bagaimana kalau kita makan di tempat yang lebih terjangkau?"

Generasi yang lebih tua mungkin akan merasa tidak nyaman melakukan ini. Namun, bagi Gen Z, berbicara terbuka tentang anggaran justru menjadi bentuk self-care finansial yang normal dan diterima.

Loud budgeting adalah cara untuk menjaga kesehatan mental sambil tetap bersosialisasi tanpa merusak keuangan pribadi.

Gen Z dan Tekanan Sosial dalam Pengeluaran Uang

Generasi Z tumbuh di era digital, di mana segala sesuatu tentang kehidupan orang lain terlihat begitu mudah diakses. Mulai dari teman yang memamerkan liburan mewah, hingga influencer yang memamerkan produk-produk mahal di Instagram, semua ini menciptakan ilusi bahwa hidup yang "ideal" harus selalu mewah. Akibatnya, banyak dari Gen Z yang merasakan tekanan sosial untuk mengikuti gaya hidup tersebut, meski kondisi keuangan mereka tidak mendukung.

Inilah yang membuat loud budgeting relevan bagi Gen Z. Dengan tekanan sosial yang begitu tinggi, banyak dari mereka mulai mencari cara untuk tetap relevan dalam lingkaran sosial mereka tanpa harus mengorbankan kesehatan keuangan. Alih-alih berusaha tampil seolah mereka mampu mengikuti tren yang mahal, loud budgeting memungkinkan mereka untuk dengan jujur mengatakan, "Saya tidak mampu, dan itu tidak masalah."

Tekanan Emosi Terkait Pengeluaran Uang

Bicara soal keuangan sering kali menjadi topik sensitif yang bisa menimbulkan rasa malu atau bahkan kecemasan. Dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia, orang cenderung enggan berbicara tentang kondisi keuangan mereka, apalagi jika mereka merasa tidak mampu untuk mengikuti gaya hidup teman-temannya.

Namun, loud budgeting hadir sebagai solusi untuk mengatasi tekanan emosional tersebut. Dengan terbuka mengenai anggaran, seseorang tidak perlu merasa terjebak dalam situasi di mana mereka harus memaksakan diri untuk membelanjakan uang lebih dari yang mereka mampu. Mereka juga tidak perlu khawatir tentang pandangan orang lain terhadap keputusan finansial mereka.

Tentu saja, hal ini tidak selalu mudah. Bagi beberapa orang, terutama yang tidak terbiasa untuk terbuka tentang uang, loud budgeting bisa terasa canggung atau bahkan menakutkan. Namun, di sisi lain, ketika seseorang mulai jujur tentang keuangan mereka, biasanya teman-teman mereka pun akan mulai memahami, dan mungkin bahkan mengikuti pendekatan yang sama. Ini menciptakan ruang untuk percakapan yang lebih sehat dan terbuka tentang keuangan.

Loud Budgeting dan Gaya Hidup

Selain mengurangi tekanan sosial dan emosional, loud budgeting juga mengajak kita untuk mempertimbangkan ulang gaya hidup yang kita kejar. Apakah benar kita ingin menghabiskan uang untuk makan malam mahal setiap minggu, atau ada cara lain yang lebih bermakna dan terjangkau untuk menikmati waktu bersama teman?

Gen Z, yang dikenal sebagai generasi yang lebih sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan, sering kali mempertanyakan nilai dari pengeluaran besar-besaran untuk gaya hidup konsumtif. Banyak dari mereka yang memilih gaya hidup minimalis atau conscious spending, di mana setiap pengeluaran harus memiliki arti atau dampak positif, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi lingkungan sekitar.

Dengan menggunakan prinsip loud budgeting, mereka tidak hanya menyelamatkan dompet, tetapi juga membuat keputusan gaya hidup yang lebih sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka. Misalnya, daripada menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk makan di restoran mahal, mereka mungkin akan memilih untuk mengadakan acara masak bersama di rumah, yang tidak hanya lebih murah, tetapi juga lebih ramah lingkungan dan menawarkan pengalaman yang lebih dekat dan personal.

Mengatasi FOMO (Fear of Missing Out)

Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga anggaran adalah FOMO, atau Fear of Missing Out. Gen Z sangat akrab dengan fenomena ini, terutama karena mereka tumbuh di dunia di mana media sosial memberikan gambaran kehidupan "sempurna" yang sering kali diukur dengan standar material. Ketika mereka melihat teman atau influencer menghabiskan uang untuk produk atau pengalaman mahal, ada dorongan kuat untuk ikut serta, meskipun hal itu tidak sesuai dengan kondisi keuangan mereka.

Loud budgeting menjadi alat untuk melawan FOMO. Ketika seseorang secara aktif memutuskan untuk terbuka tentang anggaran mereka, mereka juga membuat keputusan yang lebih bijaksana dan sadar. Dengan memahami bahwa mereka tidak harus mengikuti setiap tren atau kegiatan yang mahal, mereka dapat merasa lebih tenang dengan keputusan mereka sendiri. FOMO mungkin masih ada, tetapi setidaknya, mereka memiliki kendali penuh atas keuangan mereka sendiri.

Tips Sukses untuk Menerapkan Loud Budgeting

Bagi kamu yang tertarik untuk menerapkan loud budgeting, berikut beberapa tips yang bisa membantu:

  1. Jujur Sejak Awal: Ketika ada rencana sosial yang muncul, jujurlah sejak awal tentang anggaranmu. Ini akan menghindari rasa canggung di kemudian hari, dan memungkinkan teman-temanmu untuk menyesuaikan rencana.
  2. Berikan Alternatif: Jika kamu merasa acara yang direncanakan terlalu mahal, berikan alternatif yang lebih terjangkau. Misalnya, usulkan piknik di taman atau masak bersama di rumah.
  3. Jangan Malu: Tidak ada yang salah dengan mengatur anggaran. Alih-alih merasa malu, lihat ini sebagai cara untuk melindungi kesehatan keuanganmu.

Kesimpulan

Dalam dunia yang dipenuhi tekanan sosial dan standar gaya hidup yang tinggi, loud budgeting hadir sebagai solusi bagi Gen Z untuk menjaga keuangan mereka tanpa harus kehilangan kesempatan bersosialisasi. Tren ini tidak hanya membantu mereka mengelola uang dengan lebih baik, tetapi juga membangun kesadaran finansial yang lebih sehat di antara teman-teman dan lingkungan sosial mereka.

Dengan lebih banyak orang yang terbuka tentang anggaran mereka, mungkin kita akan melihat perubahan besar dalam cara kita semua memandang pengeluaran uang dan gaya hidup. Bagi Gen Z, loud budgeting bukan hanya tentang mengatur uang, tetapi juga tentang menegaskan nilai-nilai mereka, mengurangi tekanan sosial, dan mengelola emosi terkait keuangan dalam era digital yang serba cepat ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun