Mohon tunggu...
Idris Wiranata
Idris Wiranata Mohon Tunggu... Lainnya - (Orion Ezra)

Tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dengan ketertarikan di dunia psikologi, hukum dan teknologi, saya membawa perspektif yang unik ke dalam tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Loud Budgeting: Cara Gen Z Ngatur Duit Tanpa Gengsi

30 September 2024   19:16 Diperbarui: 30 September 2024   19:28 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image source: pexels.com)

Bicara soal keuangan sering kali menjadi topik sensitif yang bisa menimbulkan rasa malu atau bahkan kecemasan. Dalam banyak budaya, termasuk di Indonesia, orang cenderung enggan berbicara tentang kondisi keuangan mereka, apalagi jika mereka merasa tidak mampu untuk mengikuti gaya hidup teman-temannya.

Namun, loud budgeting hadir sebagai solusi untuk mengatasi tekanan emosional tersebut. Dengan terbuka mengenai anggaran, seseorang tidak perlu merasa terjebak dalam situasi di mana mereka harus memaksakan diri untuk membelanjakan uang lebih dari yang mereka mampu. Mereka juga tidak perlu khawatir tentang pandangan orang lain terhadap keputusan finansial mereka.

Tentu saja, hal ini tidak selalu mudah. Bagi beberapa orang, terutama yang tidak terbiasa untuk terbuka tentang uang, loud budgeting bisa terasa canggung atau bahkan menakutkan. Namun, di sisi lain, ketika seseorang mulai jujur tentang keuangan mereka, biasanya teman-teman mereka pun akan mulai memahami, dan mungkin bahkan mengikuti pendekatan yang sama. Ini menciptakan ruang untuk percakapan yang lebih sehat dan terbuka tentang keuangan.

Loud Budgeting dan Gaya Hidup

Selain mengurangi tekanan sosial dan emosional, loud budgeting juga mengajak kita untuk mempertimbangkan ulang gaya hidup yang kita kejar. Apakah benar kita ingin menghabiskan uang untuk makan malam mahal setiap minggu, atau ada cara lain yang lebih bermakna dan terjangkau untuk menikmati waktu bersama teman?

Gen Z, yang dikenal sebagai generasi yang lebih sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan, sering kali mempertanyakan nilai dari pengeluaran besar-besaran untuk gaya hidup konsumtif. Banyak dari mereka yang memilih gaya hidup minimalis atau conscious spending, di mana setiap pengeluaran harus memiliki arti atau dampak positif, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi lingkungan sekitar.

Dengan menggunakan prinsip loud budgeting, mereka tidak hanya menyelamatkan dompet, tetapi juga membuat keputusan gaya hidup yang lebih sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka. Misalnya, daripada menghabiskan ratusan ribu rupiah untuk makan di restoran mahal, mereka mungkin akan memilih untuk mengadakan acara masak bersama di rumah, yang tidak hanya lebih murah, tetapi juga lebih ramah lingkungan dan menawarkan pengalaman yang lebih dekat dan personal.

Mengatasi FOMO (Fear of Missing Out)

Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga anggaran adalah FOMO, atau Fear of Missing Out. Gen Z sangat akrab dengan fenomena ini, terutama karena mereka tumbuh di dunia di mana media sosial memberikan gambaran kehidupan "sempurna" yang sering kali diukur dengan standar material. Ketika mereka melihat teman atau influencer menghabiskan uang untuk produk atau pengalaman mahal, ada dorongan kuat untuk ikut serta, meskipun hal itu tidak sesuai dengan kondisi keuangan mereka.

Loud budgeting menjadi alat untuk melawan FOMO. Ketika seseorang secara aktif memutuskan untuk terbuka tentang anggaran mereka, mereka juga membuat keputusan yang lebih bijaksana dan sadar. Dengan memahami bahwa mereka tidak harus mengikuti setiap tren atau kegiatan yang mahal, mereka dapat merasa lebih tenang dengan keputusan mereka sendiri. FOMO mungkin masih ada, tetapi setidaknya, mereka memiliki kendali penuh atas keuangan mereka sendiri.

Tips Sukses untuk Menerapkan Loud Budgeting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun