mendengar hal itu, Riani menganggukkan kepalanya dengan pelan sebagai syarat ia mengizinkan laki-laki itu masuk dan menemuinya.Â
Bayu pun masuk dengan melangkah pelan seraya mengucapkan salam,
"Assalamualaikum" dan berdirilah Bayu di sebelah Ustad Arif.Â
Riani pun memperhatikan bayu dengan terheran-heran, dalam hatinya muncul banyak pertanyaan dan pertanyaan. Apakah orang ini beneran serius? atau hanya sedang mempermainakan abah saja. terus diperhatikannya si pemuda itu, dengan penampilannya yang sopan, masak benar ia mau menikahi gadis yang pesakitan ini.
Karena Riani belum begitu yakin, akhirnya ia kembali menulis sebuah kalimat dikertas.Â
"Benar kamu mau menikahi ku?"
Ustad Arif menoleh dan meminta Bayu menjawabnya.Â
"Inshaallah, saya siap"
Mendengar jawaban dari seorang pemuda yang baru ia lihat, Riani masih sedikit tidak percaya. Maka dari itu, kembali Riani menuliskan pesan melalui kertasnya,
"seandainya benar kamu mau menikahiku. jawablah pertanyaan ku ini."
Ada sekitar 5 pertanyaan yang diajukan oleh Riani melalui kertas yang ia tulis. Lalu, oleh Ustad Arif diambilnya juga dengan penanya dan diserahkan kepada Bayu.
Bayu pun mulai membacanya. Tidak lama, kertas pun dikembalikan oleh Riani. Dalam hati Riani menduga-duga, dengan pertanyaan yang ia ajukan, ia berpikir bahwa pemuda yang dihadapannya akan menolak.Â