"Tambang emas? Maaf mas. Padahal ada tambang emas di kampungnya, tapi kenapa mas memilih untuk kerja jualan bakso Cuanki keliling mas?" Tanyaku penasaran.
"Memang mas, saya akui kerja di tambang itu uangnya hanyak. Saya perna kerja di tambah selama 2 Tahun mas. Kadang seminggu itu bisa ngasilin uang Rp.1000.000 mas. Tapi ya itu, aliran uangnya kemana saya ngga tau mas. Habis - habis aja."
"Tapi kalo jualan bakso kan saya baru sekitar 6 bulan mas. Dan itu aliran uangnya ya sedikit kelihatan mas, walau kecil. Kadang untuk antisipasi, saya matiin Rp. 20.000 masuk ke celengan. Dan sisanya buat keperluan dadakan. Kalo makan kan udah kehendel sama bakso mas." Tambahnya.Â
"Betul mas. Inshaallah semuanya berkah mas." Ucapku.Â
Seketika adzan Magrib pun berkumandang dari masjid terdekat. Aku pun lekas berdiri dan memohon undur diri kepada mas pedagang bakso. Â
"maaf mas. Saya duluan yah. Istrirahat aja dulu mas, nanti kalo sudah magrib baru jalan lagi." Ucapku
"Iya mas." Ucapnya.Â
"Asslammuallahikum"Â
"Wa'allahikumussalam"
Aku pun lekas berjalan menuju ke kontrakan yang tidak jau dari kantor. untuk segera membersihkan diri dan melaksanakan shalat magrib.Â
Satu hal yang kupikirkan sepanjang perjalanan menuju ke kontrakan.Â